Udayana Berduka, Kampus Berikan Cepat Tanggap Tangani Dugaan Perundungan Mahasiswa
- Pexels/Mikhail Nilov
Disclaimer: Berita ini ditulis bukan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Bagi pembaca yang merasa tertekan, memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri, atau membutuhkan bantuan profesional, segera hubungi tenaga kesehatan jiwa atau psikiater di rumah sakit terdekat. Anda juga dapat mengakses layanan darurat kesehatan jiwa di fasilitas pemerintah atau lembaga resmi.
Jakarta, tvOnenews.com — Duka menyelimuti Universitas Udayana, Bali, setelah seorang mahasiswa bernama Timothy Anugerah dikabarkan meninggal dunia akibat dugaan bunuh diri pada Rabu (15/10/2025) pagi. Peristiwa ini diduga berkaitan dengan aksi perundungan (bullying) yang diterima korban melalui grup percakapan media sosial.
Informasi yang beredar menyebutkan, korban atau TAS disebut melompat dari lantai dua Gedung FISIP Kampus Sudirman sekitar pukul 09.00 WITA. Insiden itu langsung memicu keprihatinan mendalam di kalangan civitas akademika dan publik luas.
Usai kejadian, tangkapan layar berisi percakapan grup WhatsApp yang menyinggung korban pun beredar luas di media sosial. Dalam percakapan itu, TAS disebut-sebut disamakan dengan konten kreator Kekeyi, yang memicu dugaan adanya perundungan verbal di lingkungan kampus.
Respons Kampus dan Proses Penelusuran
Pihak Universitas Udayana tidak tinggal diam. Menurut keterangan resmi yang beredar, kampus akan melakukan pendalaman dan penelusuran kasus sesuai ketentuan Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Tinggi.
Kampus juga dikabarkan tengah memberikan pendampingan psikologis bagi mahasiswa yang terdampak dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kronologi kejadian secara menyeluruh.
Selain itu, pihak rektorat merekomendasikan agar para pelaku perundungan yang terlibat dalam kasus ini tidak diluluskan dari seluruh mata kuliah yang sedang dijalani, sebagai bentuk sanksi tegas terhadap tindakan yang melanggar etika dan nilai kemanusiaan di lingkungan akademik.
Seruan Anti-Perundungan
Tragedi ini kembali membuka luka lama tentang pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman, sehat, dan bebas perundungan. Para pemerhati pendidikan menegaskan bahwa bullying dalam bentuk apa pun, baik verbal maupun digital, dapat berdampak berat terhadap kesehatan mental korban.
Masyarakat pun diimbau untuk lebih peka terhadap tanda-tanda stres atau tekanan psikologis pada orang di sekitar, serta tidak menganggap remeh candaan atau komentar yang bisa melukai perasaan orang lain.
Load more