Soroti Aksi Boikot Trans7 Usai Lecehkan Ponpes Lirboyo, DPD: Bukti Nyata Solidaritas Santri
- TikTok/haluanmedia
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Lia Istifhama turut menyoroti Tagar #BoikotTrans7 yang viral dalam berbagai platform media sosial, terutama X (sebelumnya Twitter) karena tayangan dan narasi suara (voice over) yang dituding melecehkan Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Kata Lia, ada dua hal potret besar di antaranya aksi boikot tersebut merupakan bukti nyata kekuatan modal sosial santri. Menurut dia, gelombang dukungan yang mengalir deras kepada Pondok Pesantren Lirboyo dan sebaliknya, bentuk solidaritas nyata para santri.
"Kita harus akui bahwa gelombang dukungan yang mengalir deras kepada Ponpes Lirboyo dan sebaliknya, kecaman keras kepada tayangan provokasi yang membuat stereotype negative pada lingkungan pesantren, itu merupakan bukti nyata kekuatan modal sosial santri," kata Lia melalui keterangannya pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Senator asal Jawa Timur ini mengatakan modal santri begitu tinggi sebagai fakta yang harus dibanggakan bersama, karena besarnya kekuatan santri itu juga merujuk pada penguat sumber daya manusia (SDM) bangsa ini.
“Mengapa modal sosial santri begitu tinggi? Itu berarti didikan ilmu, akhlak, dan semangat hablum minannas atau solidaritas sosial mereka telah berhasil ditempa para kiai, gus, atau ustadz yang mendidiknya dalam lingkungan pesantren," ujarnya.
Selain itu, Lia mengatakan kekuatan santri tersebut sebagai angin segar jelang peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2025.
Untuk itu, ia menyebut ini membuktikan bahwa santri adalah wujud nyata anak bangsa yang sehat akal pikiran, tangguh dan kuat dalam mental, serta cerdas mengikuti peradaban zaman.
"Potret kekompakan santri menjaga marwah kiai dan pesantren, adalah angin segar, oase, menjelang Hari Santri Nasional. Terbukti, mereka mampu mengisi suara digital, suara-suara netizen, sebagai suara positif bahwa dunia pesantren adalah peradaban Indonesia, jadi harus selalu dijaga keberlanjutannya," tegas Lia.
Selanjutnya, Lia menilai dukungan kepada lingkungan Pondok Pesantren menunjukkan identitas Indonesia sebagai negara humanisme religius.
Ia berpandangan Indonesia mampu berdiri sebagai negara dengan kekuatan aksi-aksi kemanusiaan, kepedulian, dan menolak framing negative yang membuat kegaduhan dan merusak nilai-nilai sosial.
"Saat suara-suara santri menyatu menjadi gelombang besar yang tak terbendung, maka di sinilah identitas Indonesia sebagai negara humanisme religius, tak terbantahkan. Indonesia merupakan negara yang santun dan menghormati nilai-nilai agama," imbuhnya.
Maka dari itu, Lia berharap persoalan tagar bokit Trans7 menjadi pembelajaran besar untuk semua bahwa jangan sekali-kali mengutamakan keinginan viral tapi melupakan kaidah-kaidah sosial, apalagi caranya sangat jelas provokasi.
"Maka akhirnya viral beneran kan? Tapi viralnya justru merugikan pihak yang provokatif itu sendiri. Meredam atensi publik pun sangat tidak mudah saat ini. Jadi saya kira proses muhasabah oleh pihak terkait, harus dilakukan ekstra kerja keras agar publik bisa memaafkan," tuturnya.
Lia mengingatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dalam Pasal 4, telah mengatur bahwa penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
"Jangan sampai ada oknum yang mengalihkan fungsi mulia penyiaran sebagai sumber provokasi atau memperkeruh suasana. Kalau hanya mencari viral, maka ia pun akan berhadapan dengan dua mata pisau, yang mana berpotensi tersandung sebagai kesalahan fatal," jelas dia.
Lia memang pernah jadi santri dan memiliki banyak kesan unik. Ia menempuh pendidikan di SMA negeri pada jam sekolah, dan di luar jam sekolah ia tinggal di sebuah Pondok Pesantren.
Selama mondok di sebuah tempat yang berbeda, ritme lingkungan sosial dengan sekolah negeri tentu banyak sekali kesan unik.
"Tradisi-tradisi santri jika tidak memahami secara utuh, seharusnya jangan asal komen. Karena terbukti, gelombang dukungan kepada pondok pesantren kian tak terbendung. Itu bukti alumni santri merasakan pengalaman penuh keberkahan, kebahagiaan. Dan yang pasti, proses kemerdekaan negeri kita tak lepas dari semangat jihad para santri, ini tidak boleh di-skip sampai kapan pun," pungkasnya.
Yeni Lestari
Load more