Isi Lengkap Dialog Prabowo-Forbes, dari Kelakar Sampai Tambang Ilegal
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com-Ada delapan poin yang dicatat Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam sesi dialog Presiden RI Prabowo Subianto dengan Chairman and Editor-in-Chief Forbes Media, Steve Forbes, soal kepemimpinan hingga program Makan Bergizi Gratis.
"Delapan point dalam diskusi Presiden Prabowo Subianto bersama Steve Forbes, Rabu (15/10). 1. Steve Forbes: 'Dunia Butuh Pemimpin Seperti Prabowo yang Tegas, Rasional, dan Berorientasi Perdamaian"," kata Teddy yang dikonfirmasi Antara di Jakarta, pada Kamis dini hari.
Seskab Teddy merinci bahwa poin pertama yang dapat dicermati, yakni penilaian Forbes tentang Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa dunia butuh pemimpin yang tegas, rasional, dan berorientasi pada perdamaian.
Presiden Prabowo yang menjadi pembicara dalam sesi dialog bertajuk "A Meeting of Minds" pada Forbes Global CEO Conference 2025 yang berlangsung di Jakarta, Rabu malam, mendapat pujian dari Forbes soal pidatonya pada Sidang Majelis PBB pada September lalu yang dinilai berani.
"Dalam pidato Anda di PBB, Anda menyampaikan pidato yang sangat berani tentang jika Israel mengakui Palestina, negara-negara harus mengakui Israel, meskipun mereka Muslim. Dan saya...berterima kasih kepada Anda atas hal itu. Namun, pidato itu menunjukkan kepemimpinan yang tegas dan berwawasan ke depan yang dibutuhkan dunia. Indonesia memiliki pemimpin yang sangat kuat," kata Forbes kepada Prabowo.
Poin kedua yang disebutkan Seskab terkait dialog Presiden Prabowo dan Steve Forbes, yakni saat Prabowo menceritakan asal candaan bahwa dirinya pernah berkuliah di Harvard.
Steve Forbes menyebutkan bahwa Presiden Prabowo memiliki selera humor yang bagus dan meminta untuk diceritakan terkait candaan itu.
Presiden Prabowo pun menceritakan momen dirinya tengah menghadiri suatu acara bersama Fadli Zon, yang kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua Gerindra.
Fadli Zon yang merupakan lulusan London School of Economics (LSE) dikelilingi oleh para diplomat muda Inggris, namun tak satu pun menyapa Prabowo saat itu.
"Anda tahu, ingin diperhatikan, saya menyela, saya berkata, 'Sebenarnya, saya kuliah di Oxford. Dan mereka semua mengalihkan perhatian mereka kepada saya. Mereka mengerumuni saya, kuliah di mana Anda? Tidak, tidak, sebenarnya, saya pergi ke toko buku di Oxford," kata Prabowo berkelakar.
Load more