Usai Saling Singgung, Bahlil Temui Purbaya dan BP BUMN untuk Bahas Kompensasi Listrik dan BBM, Ini Hasilnya
- istimewa - antaranews
Selain itu, kompensasi BBM yang telah dibayarkan mencapai Rp31,1 triliun, termasuk pelunasan kekurangan kompensasi tahun 2024 berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Untuk sektor listrik, subsidi yang telah dibayarkan mencapai Rp50,1 triliun atau 55,9 persen dari pagu Rp89,7 triliun. Dana itu digunakan untuk menutupi tagihan Januari hingga Juli 2025 serta sisa pembayaran tahun 2023.
Adapun kompensasi listrik terealisasi sebesar Rp37,5 triliun yang mencakup beban kompensasi untuk triwulan IV tahun 2024. Pemerintah berharap percepatan ini dapat memperkuat kinerja BUMN energi dan memastikan pasokan listrik serta BBM bagi masyarakat tetap stabil.
Bahlil dan Purbaya Sempat Selisih Data
Pekan lalu, Bahlil dan Purbaya juga sempat saling singgung dan berselisih data soal subsidi LPG 3 kilogram. Menkeu sempat mengungkap harga asli LPG 3 kg Rp 42.750/tabung dan disubsidi Rp 30.000/tabung agar masyarakat bisa membeli senilai Rp 12.750.
Menyikapi Bahlil, Purbaya menjelaskan, dirinya memang sedang mempelajari lagi data diperoleh dari hitungan stafnya.
"Saya sedang pelajari, kita pelajari lagi. Mungkin Pak Bahlil betul, tapi nanti kita lihat lagi seperti apa. Yang jelas saya dapat angkanya dari hitungan staf saya, nanti kita lihat gimana salah pengertiannya," jelas Purbaya saat kunjungan kerja ke Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).
Purbaya kemudian memandang kemungkinan cara melihat datanya saja yang berbeda antara Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM. Namun dia yakin pada akhirnya besarannya akan sama.
"Harusnya sih pada akhirnya angkanya sama, uangnya itu-itu aja kan. Nanti kita jelasin seperti apa yang betul," bebernya. "Saya salah data? Mungkin cara lihat datanya beda, kan hitung-hitungan kan kadang-kadang kalau dari praktek sama akuntan kan kadang-kadang beda," tambahnya.
Sebelum itu, Bahlil menyebut bahwa Purbaya salah membaca data terkait harga asli LPG 3 Kg.
"Itu mungkin Menkeunya salah baca data itu. Biasalah kalau, ya mungkin butuh penyesuaian. Saya nggak boleh tanggapi sesuatu yang selalu ini ya. Jadi, saya kan udah banyak ngomong tentang LPG gitu ya. Mungkin Menkeunya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya," ucap Bahlil di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Load more