Akhirnya Harga Beras Turun Dalam Lima Tahun Terakhir, Mentan Amran Lanjutkan Operasi Pasar
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengumumkan untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, harga beras di Indonesia mengalami penurunan.
Tercatat pada September 2025, komoditas beras mencatat deflasi sebesar -0,13 persen, di tengah periode paceklik yang biasanya justru mendorong lonjakan harga.
“Khusus bulan ini, beras terjadi deflasi, yaitu -0,13 persen. Lima tahun terakhir ini pertama di bulan September, di saat paceklik,” kata Amran seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Menurut Amran, capaian deflasi beras ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari operasi pasar yang dilakukan pemerintah secara berkelanjutan. Ia memastikan langkah stabilisasi harga tersebut akan terus dijalankan, mengingat stok beras cadangan pemerintah (SPHP) masih mencukupi.
“Kita melakukan operasi pasar terus menerus. SPHP cadangan pemerintah kurang lebih 3,8 juta ton sekarang, dan kita akan operasi pasar terus menerus. Masih ada cadangan untuk SPHP cadangan 1 juta ton,” tegasnya.
Selain menjaga harga, Amran juga melaporkan lonjakan produksi beras nasional yang mencapai 33,1 juta ton hingga saat ini, dan diperkirakan menembus 34 juta ton di akhir 2025. Angka ini naik 4 juta ton dibandingkan 2024, yang hanya mencapai 30 juta ton.
“Alhamdulillah sekarang sudah 33,1 juta ton dan bulan depan insyaallah akhir tahun nanti 34 juta ton. Ini kabar baik untuk petani Indonesia. Jadi ada peningkatan 4 juta ton,” ujarnya.
Produksi tersebut, kata Amran, bahkan melampaui target yang ditetapkan oleh Komisi IV DPR dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar 32 juta ton. Capaian ini, menurutnya, menjadi tonggak penting menuju swasembada pangan nasional, yang ditargetkan Presiden Prabowo tercapai dalam waktu singkat.
“Jika tidak ada cuaca ekstrem atau gangguan lainnya, Indonesia tidak akan impor beras lagi,” ujar Amran optimistis.
Tak hanya produksi yang naik, kesejahteraan petani juga ikut meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 tercatat 124,36 atau naik 0,63 persen dibanding bulan sebelumnya. Angka ini melampaui target Kemenkeu yang hanya sebesar 110.
“NTP, nilai tukar petani, kesejahteraan petani naik. Target Kementerian Keuangan kepada kami yaitu 110, alhamdulillah hari ini 124,36. Jadi di atas target,” ungkapnya.
Load more