Pedagang JPM Tanah Abang Sindir Gubernur: Kalau Blok M Didengar karena Orang Kaya, Tanah Abang Dianggap Preman?
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com — Para pedagang di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang mendesak Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, agar turun tangan dan mendengar langsung keluhan mereka terkait tarif sewa kios yang melonjak drastis.
Mereka menilai pemerintah terkesan pilih kasih dalam merespons aspirasi pedagang, dengan menyindir perbedaan perlakuan antara kawasan Blok M dan Tanah Abang.
Pada Senin (6/10/2025), deretan kios di JPM Tanah Abang kompak tutup sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pengelola baru yang dianggap memberatkan.
“Tadi ditutup semua toko. Kita kompak karena mau demo. Kita minta tutup biar kelihatan. Supaya kayak di Blok M, kan aspirasi didengerin sama Gubernur (Pramono) tuh. Tapi ini gak tahu Gubernur lagi ngapain nih. Gue gak denger sekarang,” ujar Hari (61), pedagang tas yang telah berjualan belasan tahun di JPM Tanah Abang, kepada tvOnenews.com di lokasi.
Hari kemudian melontarkan sindiran tajam terhadap pemerintah provinsi yang dinilainya kurang memperhatikan nasib pedagang kecil. Ia membandingkan nasib pedagang Tanah Abang dengan mereka yang berdagang di kawasan Blok M.
“Pak, kenapa Bapak gak denger? Waktu Blok M denger. Karena Blok M orang kaya semua. Apa karena Tanah Abang preman semua?” ucapnya dengan nada kecewa sembari tertawa getir.
Menurut Hari, para pedagang di Tanah Abang bukanlah kelompok yang mencari masalah, melainkan rakyat kecil yang berjuang mencari rezeki. Ia meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan yang adil tanpa pandang bulu.
“Yang preman-preman, yang dagang, dagang ya kan. Namanya manusia. Nyari duitnya bagaimana kan itu. Tapi yang nyarinya benar, tolong dong dilindungi kan,” ujarnya.
Aksi penutupan toko dan unjuk rasa di JPM Tanah Abang menjadi puncak kekesalan pedagang terhadap kebijakan sewa yang kini mencapai Rp1,3 juta per bulan.
Mereka berharap Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tidak menutup telinga dan segera turun tangan, agar suara rakyat kecil Tanah Abang juga mendapat perhatian yang sama seperti kawasan lain di Jakarta. (agr/nba)
Load more