Kemenko PM Sebut Dialog Jadi Fondasi Utama Kebijakan Ekonomi Kerakyatan: Kebijakan Efektif Lahir dari Percakapan
- Istimewa
Model dialog partisipatif ini sudah lebih dulu diuji coba di Palembang, Yogyakarta, dan Bandung.
“Model dialog seperti di Kupang ini akan terus kami perkuat di berbagai daerah. Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas lokal adalah cetak biru untuk pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Leontinus.
Sebagai informasi, kontribusi sektor ekonomi kreatif di NTT semakin nyata.
Perhitungan terakhir menunjukkan nilai tambah ekonomi kreatif tahun 2024 mencapai Rp934,7 miliar, dengan jumlah pelaku kreatif terdaftar sekitar 10.803 orang.
Sementara itu, jumlah UMKM di NTT per Agustus 2025 tercatat 366.473 unit, mayoritas usaha mikro.
Dari total tersebut, subsektor kriya/tenun dan kerajinan mendominasi dengan sekitar 71,9 persen atau 7.769 pelaku, disusul kuliner 22,1 persen (2.389 pelaku), dan fesyen 2,8 persen (305 pelaku).
Rangkaian Berdaya Bersama Kupang diawali dengan workshop kewirausahaan yang diikuti ratusan peserta dari kalangan pelaku UMKM, pekerja kreatif, dan freelancer digital.
Workshop ini dibuka dengan menghadirkan sesi pengenalan ekosistem bisnis kreatif yang berkelanjutan.
Setelah itu, peserta diajak mendengar kisah inspiratif dari Local Champion NTT yang berbagi pengalaman tentang keberlanjutan usaha berbasis inovasi lokal.
Tidak hanya itu, peserta juga dibekali dengan pemahaman mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) serta strategi pemasaran 360 derajat yang mencakup omnichannel, afiliasi dan live commerce.
Rangkaian acara ini diharapkan agar nantinya para peserta mampu membangun ekosistem ekonomi kreatif yang dapat mengangkat potensi lokal daerah serta lebih inklusif dan berkelanjutan.
Load more