Pedagang Cabai di Pasar Rumput Raup Omzet Rp1,5–2,5 Juta per Hari, Tapi Untung Tetap Tipis
- Julio Trisaputra/tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com — Tingginya harga cabai di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, membuat omzet pedagang memang terlihat besar.
Namun di balik itu, keuntungan yang mereka dapatkan justru tidak seberapa karena modal dari distributor juga tinggi.
Yanti (50), salah satu pedagang cabai di Pasar Rumput, mengaku omzet hariannya bisa mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta.
Perhitungan ini berdasarkan rata-rata harga cabai yang kini berada di kisaran Rp52 ribu per kilogram, dengan volume penjualan 30–50 kilogram per hari.
“Barangnya ada, tapi harganya memang tinggi dari distributor. Kami juga bingung mau jual berapa, takut enggak ada yang beli,” kata Yanti saat ditemui, Selasa (30/9/2025).
Berdasarkan pantauan tim tvOnenews.com, harga cabai merah keriting bertahan di Rp64.000 per kilogram, sama dengan sehari sebelumnya. Cabai merah besar juga stabil di angka Rp61.000 per kilogram.
Sementara cabai rawit merah turun tipis sekitar Rp1.000 menjadi Rp47.500 per kilogram. Adapun cabai rawit hijau masih di level Rp44.000 per kilogram.
Meski omzet harian tampak besar, Yanti mengaku margin keuntungannya tipis.
“Kalau harga cabai dari distributor naik, kita jual mahal pembeli kabur. Kalau turunin harga, modal enggak ketutup,” ujarnya.
Keluhan serupa juga datang dari pedagang makanan yang sangat bergantung pada cabai.
“Kalau harga cabai terus tinggi, kami yang jualan makanan susah. Kalau dinaikkan harga lauk, pembeli protes. Kalau enggak dinaikkan, untungnya tipis banget,” kata Rudi (35), pedagang warteg di sekitar pasar.
Sementara itu, pembeli merasa penurunan harga cabai rawit merah yang hanya Rp833 per kilogram belum berdampak nyata.
“Turun sih turun, tapi enggak kerasa. Bedanya enggak sampai seribu, tetap saja mahal. Biasanya bisa beli sekilo, sekarang paling setengah kilo,” keluh Siti (42), ibu rumah tangga.
Para pedagang berharap pemerintah segera turun tangan agar harga cabai kembali stabil.
“Kami sama-sama susah, pedagang enggak bisa jual mahal, pembeli juga berat. Kalau begini terus, pasar jadi sepi,” pungkas Yanti. (agr/raa)
Load more