Pemprov Jakarta Imbau Warga Tak Mudah Bersimpati Beri Uang ke Pengemis di Pinggir Jalan, Ternyata...
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga agar tidak mudah memberikan uang kepada pengemis yang meminta-minta pinggir di jalan raya.
Imbauan itu disampaikan menyusul maraknya pengemis di wilayah Jakarta Barat, salah satunya kasus yang viral pada Rabu (24/9) lalu, seorang pengemis bermodus pemulung di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
"Saat ini marak ada fenomena pengemis modus jadi pemulung di jalan raya dengan tingkah yang mengundang simpati pengguna jalan, seperti kemarin itu di kawasan Cengkareng. Baru-baru ini kan viral video pemulung yang menarik gerobak di Cengkareng. Makanya diimbau jangan beri mereka uang," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto dalam keterangannya, Jumat (26/9).
Salah satu momen yang sempat viral adalah ketika pemulung tersebut tertunduk seperti posisi bersujud di depan gerobaknya. Suprapto mengimbau masyarakat tidak mudah bersimpati kepada mereka.
"Makanya diimbau warga atau orang yang lewat agar tidak memberikan uang ke mereka. Jangan gampang merasa kasihan terus memberi sesuatu kepada pengemis, lebih baik salurkan kepada tempat yang jelas," ujarnya.
Suprapto mengungkapkan sosok pemulung yang viral di Cengkareng hanya modus supaya masyarakat prihatin dan memberikan sumbangan.
"Itu pengemis berkedok pemulung. Jadi dia pura-pura sambil bawa gerobak, pura-pura menjatuhkan diri lah, sujud, tertunduk, pokoknya supaya orang kasihan lah, nah itu banyak orang yang ngasih," ujarnya.
Suprapto menjelaskan, pihaknya telah membawa pemulung tersebut ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya pada Rabu (24/9) lalu.
Sebelumnya diberitakan, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat menjaring sebanyak 1.178 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) selama delapan bulan.
Menurut Suprapto, jumlah tersebut hasil rekapitulasi pelayanan, perlindungan dan pengendalian PMKS jalanan di wilayah Jakarta Barat periode Januari hingga Agustus 2025.
"Selama delapan bulan itu totalnya mencapai 1.178 PMKS," kata Suprapto.
Ia mengungkapkan, dari 1.178 PMKS yang dijaring, kategori paling banyak adalah gelandangan, yakni 467 orang.
"Lalu disusul psikotik 308 dan pengamen 79 orang. Sisanya pengemis, pak ogah, anak jalanan, pedagang asongan dan lainnya," ujarnya. (ant/dpi)
Load more