Trump Singgung Kesepakatan Dagang dengan Indonesia di Sidang PBB, Tarif Impor Turun Jadi 19 Persen
- Anadolu
Jakarta, tvOnenews.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyinggung soal perundingan kesepakatan dagang dengan Indonesia dalam pidatonya di sidang ke-80 Debat Umum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) di New York, Selasa (24/9). Dalam kesempatan itu, Trump menegaskan pentingnya hubungan dagang yang adil melalui penerapan tarif resiprokal, termasuk dengan Republik Indonesia.
Trump menyebut bahwa pemerintahannya berhasil merundingkan sejumlah kesepakatan dagang dengan berbagai negara, mulai dari Inggris, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, hingga Indonesia.
“Pemerintahan saya telah merundingkan satu per satu kesepakatan dagang bersejarah, termasuk dengan Indonesia,” ujar Trump.
Menurut Trump, kebijakan tarif resiprokal yang ia terapkan menjadi salah satu alat pertahanan ekonomi Amerika Serikat sekaligus menjaga kedaulatan. Tarif tersebut, kata dia, membantu menyeimbangkan hubungan dagang yang selama puluhan tahun dinilai merugikan pihak AS.
Tarif Impor RI Turun dari 32 Persen Jadi 19 Persen
Dalam pidatonya, Trump juga menyinggung langsung soal kesepakatan tarif dengan Indonesia. Ia menyebut bahwa tarif impor resiprokal untuk Indonesia kini ditetapkan sebesar 19 persen, turun dari angka awal 32 persen.
Penurunan tarif itu merupakan hasil negosiasi antara kedua negara, termasuk pembicaraan via sambungan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Selain itu, tim negosiasi dari Indonesia yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga terbang ke Washington untuk melobi agar tarif impor yang dikenakan pada produk Indonesia bisa ditekan lebih rendah.
Dampak Ekonomi dan Strategi Perdagangan AS
Trump menegaskan, kebijakan tarif resiprokal bukan hanya menguntungkan AS, tetapi juga dapat membantu negara-negara mitra dagang membangun sistem perdagangan yang lebih adil. Menurutnya, penerapan tarif ini mampu menghasilkan ratusan miliar dolar bagi Amerika Serikat sekaligus menjaga inflasi tetap rendah.
“Selama bertahun-tahun, tarif dikenakan secara tidak terkendali kepada kami. Di bawah pemerintahan Trump, kami menggunakan tarif sebagai mekanisme pertahanan — ratusan miliar dolar berhasil dikumpulkan,” tegasnya.
Kebijakan tarif itu, lanjut Trump, disebutnya sebagai sistem perdagangan yang berkelanjutan untuk semua pihak. Dengan inflasi yang lebih terkendali, ia mengklaim bahwa perekonomian Amerika Serikat dapat lebih stabil.
Posisi Indonesia di Mata AS
Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan dalam strategi perdagangan AS di Asia. Penurunan tarif menjadi 19 persen dipandang sebagai kompromi penting yang menunjukkan adanya ruang kerja sama lebih luas antara kedua negara.
Bagi Indonesia, penurunan tarif ini bisa berdampak positif terhadap ekspor produk nasional ke pasar AS. Meski demikian, masih ada tantangan besar agar neraca perdagangan tetap seimbang, mengingat Amerika Serikat terus menekan negara mitra agar membuka akses pasar lebih besar.
Dengan keputusan ini, pengamat menilai Indonesia perlu memperkuat diplomasi ekonomi sekaligus menjaga daya saing produk ekspor agar tetap kompetitif di pasar global.
Kesepakatan yang Dinilai Strategis
Sidang Umum PBB kali ini bukan hanya menjadi panggung politik internasional, tetapi juga arena untuk menegaskan arah kebijakan ekonomi global. Trump yang kini kembali menjabat Presiden AS berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa kebijakan tarifnya mampu melindungi kepentingan nasional sekaligus membangun hubungan dagang baru.
Bagi Indonesia, langkah ini dinilai strategis karena bisa memperkuat hubungan bilateral, membuka peluang investasi, sekaligus meningkatkan ekspor ke pasar Amerika. Namun, negosiasi lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompetitif. (nsp)
Load more