Deretan Elite Politik Hingga Pengamat Lontarkan Kritik soal Jokowi sebut Prabowo-Gibran 2 Periode: Masih Saja Cawe-cawe
- Tangkapan Layar Youtube tvOne
Oleh sebab itu, Jokowi membutuhkan mekanisme penyelamatan diri, yakni dengan menyatakan dukungan dua periode untuk Prabowo-Gibran.
Ia menilai, Jokowi begitu cerdik dalam berpolitik sehingga bermanuver cepat dengan melontarkan statement dukungan tersebut.
"Kita juga perlu perhatikan, apa sih sebenarnya latar belakang Pak Jokowi ini menyampaikan itu terlalu cepat gitu. Kan kita lihat situasi saat ini, serangan terhadap Pak Jokowi sendiri soal ijazah, kemudian Gibran juga akhir-akhir [ini] dipersoalkan soal ijazahnya."
"Sehingga ini perlu ada escape mechanism gitu, mekanisme penyelamatan, sehingga untuk meyakinkan [publik] mungkin, Ini analisa kita terhadap apa yang dia sampaikan gitu. Memaksakan cepat ini kan tentu ada ada latar belakangnya, kita tahu Pak Jokowi ini kan sangat cerdik dalam berpolitik, dengan [melihat] pengalaman kita di periode yang lalu," bebernya.
Sementara, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga juga ikut berkomentar soal hal itu, ia juga mengkritisi pernyataan Jokowi itu.
Kata dia, Jokowi seharusnya tidak melulu melakukan cawe-cawe politik dan merasa dirinya sebagai penentu di kontestasi pemilu.
"Jokowi masih saja cawe-cawe urusan presiden dan wakil presiden. Hal ini tak sepatutnya dilakukan seorang mantan presiden. Kesannya, Jokowi masih tetap ingin mengatur siapa yang layak menjadi calon presiden dan wakil presiden," ucap Jamiluddin.
Lanjutnya menjelaskan, pernyataan Jokowi menunjukkan bahwa dirinya berupaya terlihat memiliki kekuatan politik.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai ingin memberi sinyal bisa mendikte siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia pada 2029.
Dengan sinyal tersebut, sambungnya, Jokowi ingin mengatakan kalau Prabowo akan kembali memimpin Indonesia bila bersama Gibran.
"Hal itu tentu membahayakan politik nasional. Seorang Jokowi nantinya akan dapat mengklaim dirinya penentu presiden dan wakil presiden pada 2029," bebernya.
Padahal, menurut Jamiluddin, Prabowo sejak jauh hari sudah menolak keinginan kadernya untuk mencalonkannya kembali sebagai capres pada Pemilu 2029.
Prabowo menilai, permintaan yang disampaikan para kader Gerindra masih terlalu dini.
"Prabowo sendiri hanya akan kembali mencalonkan kembali bila janji-janjinya dapat diwujudkan. Karena itu, ada saatnya Prabowo menyatakan akan maju kembali atau tidak berdasarkan capaian kerjanya," jelas Jamiluddin.
Load more