Nasib Trotoar di Jakarta, Dikuasai Pedagang Kaki Lima hingga Parkir Kendaraan
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com – Matahari tepat di atas kepala, dan aroma asap sate kambing mulai memenuhi udara di kawasan kuliner Sabang, Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Deretan mobil dan motor tampak rapi berjajar di tepi jalan. Petugas parkir berseragam biru dengan tulisan juru parkir di punggung sibuk mengatur kendaraan yang keluar masuk. Tak tampak satupun juru parkir liar di siang itu.
Budi (31), karyawan swasta yang sedang makan siang bersama rekannya, mengaku terbantu dengan adanya juru parkir resmi.
“Kalau siang lebih enak, jelas ada jukir resmi, pakai seragam biru Dishub. Tarifnya juga sesuai, mobil Rp5 ribu sejam pertama. Jadi enggak ada yang maksa-maksa bayar seenaknya,” ujarnya sambil menunjuk ke arah mesin parkir elektronik yang berdiri di sudut jalan.
Meski begitu, ia menilai penataan parkir masih menyisakan masalah lain.
“Kendaraan memang tertib, tapi trotoarnya jadi penuh parkiran. Orang akhirnya jalan di pinggir jalan raya, agak bahaya juga kalau jam-jam ramai begini. Tapi juga gak ada pilihan lain selain parkir di trotoar, soalnya jalan di sini kan kecil,” tambahnya.
Rina (24), pembeli rujak dan es serut yang datang dengan sepeda motor, juga merasakan hal serupa. Ia menuturkan bahwa siang hari suasana parkir lebih kondusif.
“Kalau motor Rp2 ribu sejam pertama, tadi saya bayar lewat jukir yang input ke mesin. Enggak ribet, aman. Cuma ya trotoarnya susah dipakai jalan, karena sebagian kepakai parkir, sebagian lagi ketutup pedagang,” ucapnya.
Mesin parkir elektronik yang tersebar di beberapa titik juga disebutnya membantu, meski hampir selalu petugas yang mengoperasikan.
“Saya jarang input sendiri, biasanya jukirnya yang bantu. Tapi setidaknya terasa resmi, enggak asal minta uang,” kata Rina.
Suasana Sabang di jam makan siang memang memperlihatkan ketertiban parkir. Tidak ada jukir liar, tarif parkir sesuai aturan, dan petugas berseragam hadir memastikan kendaraan tertata.
Namun di balik itu, wajah lain masih tampak trotoar yang semestinya milik pejalan kaki, kini terdesak oleh kendaraan dan pedagang kaki lima. (agr/nba)
Load more