Jejak Karier Komjen Dedi Prasetyo, Sang Profesor di Balik Seragam Polisi
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo menjadi sorotan publik setelah terlihat mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (17/9/2025) siang, tepat di tengah isu reshuffle Kabinet Merah Putih yang dilakukan Presiden RI Prabowo Subianto.
Kehadiran Dedi Prasetyo memicu tanda tanya besar, terlebih saat ia hanya berkomentar singkat, “Rapat, rapat, rapat,” sebelum memasuki kompleks istana bersama Kabareskrim Komjen Syahar Diantono.
Di saat spekulasi soal pelantikan menteri baru kian menguat, figur Dedi Prasetyo justru ikut menarik perhatian. Siapa sebenarnya sosok Wakapolri baru yang kini menjadi buah bibir?
Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 26 Juli 1968, Komjen Dedi Prasetyo dikenal sebagai jenderal yang tenang namun tegas. Karier kepolisiannya dimulai setelah lulus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan menorehkan prestasi akademis dengan meraih gelar S.H., M.Hum., M.Si., M.M., hingga Doktor.
Dedikasinya pada dunia pendidikan membawanya meraih gelar profesor di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), sebuah pencapaian yang jarang dimiliki perwira aktif di Polri.
Karier Panjang di Polri
Jejak karier Dedi Prasetyo berawal dari tugas operasional di Polda Jawa Timur. Ia pernah menjabat Kapolsek Deket (1992), Kasat Reskrim Polres Lamongan (1993), hingga Kapolresta Kediri (2008). Reputasinya kian menanjak saat dipercaya sebagai Kapolda Kalimantan Tengah pada 2020.
Dedi kemudian dikenal publik luas ketika menjabat Kepala Divisi Humas Polri pada 2021. Dalam posisi ini, ia menjadi wajah Polri di hadapan masyarakat dan media. Kariernya berlanjut dengan jabatan strategis lain, seperti Asisten Kapolri Bidang SDM (2023) dan Inspektur Pengawasan Umum (2024). Hingga akhirnya, pada 16 Agustus 2025, ia resmi dilantik menjadi Wakapolri menggantikan Komjen Ahmad Dofiri yang pensiun.
Prestasi Akademik dan Literasi
Selain dikenal sebagai jenderal bintang tiga, Dedi juga aktif menulis. Ia bahkan mendapat penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada 2024 sebagai perwira Polri dengan jumlah buku terbanyak, yakni 27 judul. Karya-karyanya banyak membahas reformasi birokrasi, radikalisme, hingga strategi Polri Presisi.
Load more