Nasib Apes Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, Ternyata Ini Alasan Dia Dibunuh
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Fakta baru terungkap dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (34).
Polisi menyebut korban dipilih secara acak lantaran para pelaku gagal mendapatkan kepala cabang bank yang bisa diajak kerja sama.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan pemilihan korban berawal dari tersangka utama berinisial DH yang mencari sosok kepala cabang bank.
Wira mengungkap, hanya dengan bermodalkan kartu nama, di situlah nasib apes MIH dimulai. MIH mulai diincar dan dibuntuti oleh para tersangka.
- Rika Pangesti/tvOnenews
“Kenapa kacab ini dipilih? karena berdasarkan keterangan dari saudara DH ini merupakan salah satu orang yang dicari. Dia (DH) juga minta kepada temannya kira-kira apakah ada kenalan kacab bank, dan temannya hanya memberikan kartu nama. Sehingga dari situ dilakukan pembuntutan,” ujar Wira di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
Wira menambahkan, penyidik masih mendalami bagaimana para pelaku bisa mengetahui adanya rekening dormant yang menjadi motif kejahatan.
“Dari mana tersangka tahu ini ada rekening dormant? Kami baru bisa menjawab nanti jika yang satunya lagi (DPO) bisa kami amankan. Dan sejauh ini yang bersangkutan mengaku baru melakukan sekali,” ucapnya.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, menegaskan bahwa korban dipilih bukan karena faktor pribadi, melainkan semata-mata acak berdasarkan data di lapangan.
“Berdasarkan hasil penyidikan kami, sebelum adanya rencana penculikan terhadap korban, para pelaku dalam hal ini K alias C mengajak DH untuk mencari kepala cabang bank yang bisa diajak kerja sama. Namun setelah satu bulan lebih tidak berhasil, orang-orang K di lapangan akhirnya mendapatkan kartu nama korban,” jelas Abdul Rahim.
Ia menuturkan, setelah kartu nama tersebut diberikan kepada DH, para pelaku melakukan pencarian hingga akhirnya membuntuti korban dari kantor BRI.
“Awalnya mereka mencari rumah korban tapi gagal karena alamat tidak lengkap. Akhirnya mereka menunggu di kantor korban, bahkan sejak tengah malam tim sudah menunggu di depan kantor hingga akhirnya mengikuti pergerakan korban,” tambahnya.
Polisi menegaskan, proses penyidikan masih terus berjalan untuk mengungkap peran pelaku lain yang masih buron serta motif detail di balik pengetahuan mereka soal rekening dormant.
Dua opsi yang disiapkan pelaku
Perlu diketahui juga, sejatinya para tersangka menyiapkan dua opsi yang dirumuskan sebagai jalan untuk mendapatkan otoritas supaya pemindahan dana dari rekening dormant bisa terlaksana.
Opsi pertama: melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan, lalu korban dilepaskan setelah tujuan tercapai.
Opsi kedua: melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan/atau ancaman kekerasan; jika berhasil, korban akan dihilangkan atau dibunuh.
Kombes Wira mengatakan opsi pertama yang “memaksa lalu melepaskan” akhirnya dipilih dalam perencanaan awal.
Namun, jalannya peristiwa di lapangan berujung pada tindakan kekerasan berat yang menyebabkan kematian korban.
Sementara penyidik masih terus mendalami siapa mengambil keputusan akhir di saat eksekusi berlangsung. (rpi/muu)
Load more