Soal Anggota Intelijen Ditangkap Saat Demo, Wakil Panglima TNI: Harusnya Dirahasiakan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita buka suara terkait kabar anggota Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS) yang ditangkap saat demo di Jakarta.
Dia mengatakan pihak yang menangkap seharusnya tidak menyebarkan informasi ke publik terkait status keanggotaan BAIS. Menurutnya, identitas anggota intelijen seharusnya tetap dirahasikan.
“Begitu ini ditangkep, kemudian keluar seperti itu, harusnya yang menangkep itu tidak menyebarkan itu, karena kan intelijen,” tegas Tandyo di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Tandyo menuturkan anggota intelijen memang bertugas melakukan penyamaran pada kegiatan tertentu untuk mendapatkan sebuah informasi.
“Saya sampaikan ya, namanya orang memberikan informasi itu kan terus kita masuk di dalam. Itu kita ikut mereka, kegiatan mereka,” tuturnya.
Sebelumnya, viral di media sosial soal adanya anggota intelijen yang tertangkap anggota Brimob Polri saat aksi unjuk rasa. Dalam informasi itu, diunggah pula foto kartu yang menunjukkan orang yang ditangkap adalah anggota BAIS.
Tandyo Budi Revita juga membantah ada skenario kerusuhan hingga penjarahan dalam aksi demonstasi pada 29-30 Agustus 2025.
Dia juga membantah TNI melakukan pembiaran terjadi kerusuhan dalam aksi unjuk rasa serta penjarahan kepada rumah anggota DPR hingga menteri.
Tandyo menegaskan, TNI baru diminta Presiden Prabowo Subianto membantu pengamanan selama dan pasca aksi unjuk rasa pada 30 Agustus.
“Kita selalu diminta bantuan. Makanya pada saat tanggal 30 (Agustus) dipanggil dari presiden, kan mungkin ada permintaan kita untuk bantu. Makanya tanggal 31 kita turun,” ungkap Tandyo di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Dia menegaskan, TNI tidak pernah melakukan pembiaran terhadap segala kerusuhan maupun penjarahan yang terjadi.
“Kita taat konstitusi, ada permintaan tidak? Itu, ada permintaan tidak? Oke,” tegasnya., (saa/nba)
Load more