Inovasi Pengelolaan Sampah di Bali Berdayakan Warga Pesisir, Olah Popok Sekali Pakai Jadi Media Tanam
- IST
Bali, tvOnenews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk menghadirkan terobosan baru lewat program MESATUA BALI (Mengelola Sampah untuk Alam Bali Lestari).
Inisiatif ini tidak hanya menjawab persoalan lingkungan, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Jembrana.
Dengan mengusung konsep ekonomi sirkular, MESATUA BALI memanfaatkan limbah organik rumah tangga dan usaha rumahan menjadi Pupuk Organik Cair Multiguna.
Sementara limbah anorganik berupa popok sekali pakai diolah menjadi media tanam untuk buah dan sayuran.
Proses ini menggunakan air reject demineralisasi, sisa produksi perusahaan, yang untuk pertama kalinya dimanfaatkan di Jembrana.
Inovasi tersebut memberikan nilai tambah ganda yaitu mengurangi timbunan sampah sekaligus menghasilkan produk ramah lingkungan yang bisa dipakai masyarakat.
Hingga kini, program telah melibatkan 13 anggota kelompok Suketeki, menjangkau 65 petani dari 5 Gapoktan, serta membuka peluang kerja bagi 34 pemuda lokal.
Dukungan penuh datang dari pemerintah setempat dengan diterbitkannya Pararem Desa Adat Nomor 1 Tahun 2025 sebagai payung kebijakan.
Bernadus Sudarmanta, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menegaskan bahwa Program MESATUA BALI merupakan bukti nyata inovasi sosial yang mampu menjembatani antara kebutuhan energi dan kehidupan masyarakat.
”Kami di PLN Indonesia Power percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun masa depan bersama, dari desa hingga dunia,” tutur Bernadus Sudarmanta, Direktur Utama PLN Indonesia Power.
Selain itu, MESATUA BALI berkembang menjadi pusat edukasi masyarakat melalui modul Zero Waste Komunitas.
Program ini juga berkolaborasi dengan sekolah, akademisi, dan TPA Ash-Shiddiqiyyah lewat kegiatan TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), yang memberikan pembelajaran tentang penanaman buah dan sayur dengan media tanam popok bekas serta penyuluhan gizi seimbang bersama Puskesmas setempat.
Melalui inovasi ini, pengelolaan sampah berbasis komunitas dapat menjadi pintu masuk bagi pemberdayaan masyarakat sekaligus penguatan ketahanan pangan di wilayah pesisir Bali. (awy)
Load more