SGN dan Kementan Perketat Gula Rafinasi, Swasembada Gula Ditargetkan 2027
- tim tvOne
Surabaya, tvOnenews.com - Langkah strategis menuju swasembada gula nasional terus digulirkan. PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan RI, Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III), serta aparat penegak hukum menggelar rapat koordinasi di Kantor SGN Surabaya, Senin (25/8).
Forum ini menyoroti tiga isu krusial: penyerapan gula petani, pengawasan peredaran Gula Kristal Rafinasi (GKR), dan percepatan pengembangan kawasan tebu tahun 2025.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr. Abdul Roni Angkat, menegaskan pentingnya penertiban distribusi GKR yang tidak sesuai peruntukan.
“Kami ingin penegakan hukum dalam arti nyata. Gula rafinasi seharusnya hanya untuk industri, bukan beredar di pasar konsumsi rumah tangga. Ini menghambat serapan gula petani," ungkap Abdul Roni.
Ia juga menyampaikan bahwa program bongkar ratoon seluas 100 ribu hektar akan menjadi fondasi swasembada gula konsumsi pada 2027, disusul swasembada gula industri pada 2029. Program ini menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menyampaikan bahwa penyerapan gula petani telah mulai berjalan melalui kerja sama dengan ID Food dan RNI.
“Alhamdulillah, kemarin sudah mulai cair. Hari ini kami dorong penyerapan sekitar 84 ribu ton gula rakyat di Jawa Timur,” ujarnya
SGN juga menyatakan kesiapan penuh mendukung program Kementerian Pertanian, baik dalam penyediaan benih maupun pelaksanaan bongkar ratoon. Dari target nasional 100 ribu hektar, SGN mendapat mandat untuk mengelola lebih dari 45 ribu hektar secara bertahap.
Langkah kolaboratif ini menunjukkan keseriusan pemerintah, BUMN, dan aparat hukum dalam membenahi tata kelola industri gula. Dengan pengawasan distribusi yang lebih ketat dan dukungan nyata bagi petani, Indonesia menapaki jalan menuju kemandirian gula yang berkelanjutan. (gol)
Load more