Akademisi Sebut Masyarakat Kurang Antusias Terhadap HUT ke-80 RI akibat Kebijakan Pemerintah
- Tim tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Dosen Hukum Pidana dari Universitas Islam Indonesia, Mudzakkir berpendapat, masyarakat dirasa kurang antusias pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang membuat masyarakat kurang antusias, seperti kebijakan pemerintah yang dianggap masyarakat justru tidak berpihak dan seakan-akan mengorbankannya.
"Hari-hari ini mayarakat merasa menjadi korban atau dikorbankan kebijakan pemerintah karena rekening tidak aktif dalam 2 sampai 3 bulan diblokir PPATK, tanah 2 tahun tidak digarap disita oleh pemerintah," katanya kepada tvOnenews, Rabu (6/8).
Mudzakkir menilai, kebijakan soal RUU perampasan aset yang semula diharapkan untuk dukung penagakan hukum tipikor justru dipakai merampas aset rakyat tersebut.
"Sementara aset hasil tipikor yang diputus oleh pengadilan tidak jelas laporan pertanggungjawaban hukumnya, sementara Menteri Keuangan tidak pernah menyampaikan ke publik tentang hasil penyitaan aset hasil rampasan tipikor," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, penegakan korupsi tidak sesuai dengan apa yang dipidatokan Presiden, padahal pemimpin negara itu diduga megetahui siapa anggota kabinetnya yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.
"Rakyat kecil dibebani pajak, pajak dan pajak, pejabat dan pengusaha di ampuni karena tidak bayar pajak," ungkap Mudzakkir.
Sehingga, hal-hal itu yang nyata diteriakan oleh masyarakat dan hingga jelang perayaan hari kemerdekaan Indonesia, tidak ada harapan bagi masyarakat karena tidak ada titik cerah kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya.
Kekecewaan itu juga seiring dengan fenomena pengibaran bendera berlambang tengkorak memakai topi jerami di serial One Piece.
"Itu analisis saya sebab masyarakat kurang bergairah untuk rayakan ultah Negara RI ke 80," ujarnya.
Sekadar informasi, beberapa waktu terakhir fenomena pengibaran bendera One Piece tengah ramai di perbincangkan menjelang HUT RI ke-80.
Pengibaran benderan itu memiliki berbagai arti. Ada yang menyebut bahwa hal ini merupakan kreatifitas, ada pula yang mengartikan simbol kekecewaan.
Meski begitu, Presiden Prabowo mengimbau masyarakat mengibarkan bendera merah-putih Jelang hari kemerdekaan.
"Kibarkan merah putih di rumah, di sekolah, di kantor, di ruang publik, di manapun berada, merah darah yang dikeluarkan untuk kita merdeka, putih kesucian jiwa kita," ucapnya Rabu (23/7). (aha/dpi)
Load more