Soroti Dugaan Kekerasan Seksual yang Dilakukan Oknum Guru Besar Fisip, Ikapol Unsoed Desak Transparansi Kampus
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kasus dugaan kekerasan seksual di lingkunga di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Jenderal Soedirman, mendapat perhatian serius dari Ikatan Alumni Ilmu Politik (Ikapol) Unsoed.
Kasus ini menjadi sorotan lantaran melibatkan seorang tenaga pendidik bergelar Guru Besar di Fisip Unsoed.
Melalui pernyataan resmi yang diterima redaksi, Ketua Ikapol Unsoed Nissa Rengganis menyampaikan keprihatinan mendalam atas dugaan tindak kekerasan seksual di lingkungan akademik almamater mereka.
Ikapol menyatakan sikap tegas terhadap isu ini, mengingat kampus semestinya menjadi ruang yang aman, etis, dan menjunjung nilai kemanusiaan.
Sebagai bagian dari komunitas akademik, Ikapol menekankan pentingnya menjunjung keadilan, integritas, serta perlindungan terhadap korban.
Mereka menyampaikan serangkaian sikap dan seruan untuk memastikan kasus ini ditangani secara menyeluruh.
Pertama, Ikapol Unsoed secara tegas menyatakan penolakan terhadap seluruh bentuk kekerasan seksual.
"Kami menolak dan tidak mentoleransi segala bentuk kekerasan seksual, dalam bentuk apa pun dan oleh siapa pun. Tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip etika, hukum, dan semangat menciptakan ruang belajar yang aman dan bermartabat bagi seluruh sivitas akademika," tulisnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/7/2025).
Selain menyatakan penolakan, Ikapol juga menyampaikan empati mendalam kepada korban. Ikatan Alumni ini turut mendorong proses pemulihan dan berharap seluruh tahapan penanganan kasus ini berjalan dengan perlindungan maksimal serta sensitif terhadap kondisi korban.
Poin ketiga, Ikapol mendesak pihak kampus dan otoritas terkait agar menindaklanjuti laporan tersebut secara serius dan objektif.
Penanganan yang adil dinilai penting untuk menegakkan disiplin, etika, serta menjaga kredibilitas institusi pendidikan.
"Kami percaya, penegakan disiplin dan etika yang adil merupakan bagian dari tanggung jawab institusi akademik," lanjut Nissa.
Selanjutnya, Ikapol merekomendasikan adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus.
Menurut mereka, peristiwa ini harus menjadi momentum untuk memperkuat kebijakan institusional yang lebih berpihak kepada korban dan responsif terhadap tantangan di lapangan.
Ikapol juga mengajak seluruh sivitas akademika dan para alumni untuk turut aktif menjaga marwah kampus. Budaya saling menghormati dan kesadaran kolektif menjadi pondasi penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan aman dari kekerasan.
Load more