Fakta Baru Kematian Arya Daru Diplomat Muda Kemlu, 1 Jam 26 Menit di Rooftop
- Istimewa/Tangkapan Layar
Jakarta, tvOnenews.com – Kasus kematian misterius Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), mulai mengerucut ke sejumlah fakta penting. Setelah hampir dua pekan menjadi teka-teki, polisi berhasil mengungkap rekaman CCTV yang merekam gerak-gerik terakhir Arya sebelum ditemukan tewas dengan kepala terbungkus lakban di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangan pers Kamis (24/7/2025), menyebutkan bahwa korban sempat terekam berada di rooftop lantai 12 gedung Kemenlu, tempat ia bekerja.
"Diduga korban berada di rooftop pada 7 Juli 2025 pukul 21.43 hingga 23.09. Kurang lebih selama 1 jam 26 menit,” ungkap Ade Ary. Dalam rekaman itu, Arya terlihat termenung dan celingukan di dekat tembok pembatas rooftop.
Tas Hilang, Gerak-gerik Janggal di Rooftop
Dalam tayangan CCTV tersebut, Arya sempat naik ke atas gedung sambil membawa tas ransel dan tas belanja, namun saat turun, kedua barang tersebut sudah tidak ada lagi. Aksi tersebut memicu sejumlah pertanyaan, sebab tak lama setelah turun dari rooftop, Arya langsung memanggil taksi.
“Ini menjadi salah satu fakta penting. Kita masih telusuri apa yang terjadi selama korban berada di rooftop,” jelas Ade Ary.
Pihak kepolisian juga belum menemukan ponsel milik Arya hingga saat ini. Keberadaan perangkat itu dianggap vital karena dapat membuka jejak komunikasi terakhir sang diplomat.
Terkunci dari Dalam, Lakban di Kepala
Arya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada 8 Juli 2025. Kepala korban terbungkus lakban dan pintu kamar kos terkunci dari dalam. Kondisi ini membuat publik bertanya-tanya apakah korban bunuh diri, dibunuh, atau dimanipulasi untuk tampak seperti bunuh diri.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya menargetkan hasil penyelidikan dalam waktu seminggu. Namun hingga kini, belum ada kesimpulan resmi. “Mudah-mudahan bisa selesai dalam waktu dekat,” ujar Karyoto saat ditanya wartawan pekan lalu.
Digital Forensik Jadi Kunci
Polisi juga mengandalkan digital forensik untuk memeriksa data komunikasi dari ponsel dan laptop Arya. Dengan menganalisis siapa saja yang terakhir berkomunikasi dengannya, diharapkan motif atau pemicu kematian bisa terungkap.
“Semua aspek kami kaji secara menyeluruh. Tidak bisa disimpulkan hanya dari satu bukti,” tegas Irjen Karyoto.
Diplomat Aktif, Sosok Tertutup
Arya dikenal sebagai diplomat muda yang berdedikasi tinggi. Selama di Kemenlu, ia banyak terlibat dalam agenda luar negeri dan dokumen diplomasi penting. Namun rekan-rekannya menyebut Arya sebagai pribadi yang tertutup dan jarang membagikan kehidupan pribadinya.
Hal ini membuat penyelidikan semakin kompleks, mengingat tidak banyak petunjuk yang bisa digali dari lingkungan sosial terdekatnya.
Publik Menanti Kepastian
Kasus ini menarik perhatian luas, tidak hanya karena posisi Arya sebagai pejabat negara, tetapi juga karena caranya meninggal yang dianggap janggal. Tekanan publik kini mulai mengarah pada Kemenlu dan kepolisian untuk memberikan kejelasan dan transparansi.
Hingga artikel ini ditulis, polisi masih terus mendalami kemungkinan motif dan kronologi utuh kematian Arya Daru Pangayunan. (nsp)
Load more