2.000 Sarjana hingga Guru Besar bakal Diterjunkan ke Kawasan Transmigrasi untuk Dorong Komoditas Ekspor
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, menuturkan bahwa pihaknya akan menerjunkan 2.000 peneliti, mulai dari mahasiswa S1 hingga guru besar, ke kawasan transmigrasi pada Agustus mendatang.
Iftitah menjelaskan, langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi komoditas ekspor unggulan di setiap daerah transmigrasi.
Seperti misalnya potensi komoditas durian di kawasan Pargi Motong, yang telah memiliki kontrak ekspor dengan Tiongkok senilai lebih dari Rp100 triliun per tahun.
"Insha Allah pada bulan depan kami akan menerjunkan sekitar 2.000 peneliti dari mahasiswa on going s1 maupun sarjana s2 dan s3, bahkan keterlibatan guru besar untuk melakukan penelitian di kawasan kawasan transmigrasi terkait dengan potensinya apa yang paling baik di kawasan transmigrasi tersebut, itu dikembangkan," tutur Iftitah di Balai Makarti, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).
Iftitah menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia menyebut, pihaknya ingin fokus untuk membantu pemerintah dalam melakukan pertumbuhan ekonomi.
"Target kami itu adalah fokus pada komoditas ekspor, contoh misalnya di pargi motong, konkretnya, di kawasan transmigrasi pargi motong itu kami punya komoditas durian," ungkap Iftitah.
"Nah duriannya ini pemerintah indonesia sudah tanda tangan kontrak dengan Pemerintah China karena Chna itu belanja duriannya per tahun 7 miliar USD, lebih dari Rp100 triliun. Nah kami ingin menyasar ke sana. Sehingga kami ingin di kawasan kawasan transmigrasi itu memiliki komoditas ekspor untuk produknya dikirim ke luar negeri," imbuhnya.
Oleh karenanya, dengan niat baik tersebut, Iftitah mengatakan, pihaknya membutuhkan ribuan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk meneliti potensi terbaik di kawasan transmigrasi.
“Kami ingin kawasan transmigrasi menghasilkan komoditas ekspor yang kompetitif di pasar global. Contohnya di Mamuju, setelah penelitian, sawit menjadi komoditas unggulan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan hingga Rp20 juta per bulan,” jelas dia.
Selain itu, Iftitah menyebut, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mengembangkan sentra pangan, tidak hanya terbatas pada padi, tetapi juga kopi, karet, hingga produk maritim.
Load more