Menlu Sugiono: Sumbangan 10 Ribu Ton Beras RI untuk Gaza Terkendala di Jalur Masuk
- Syifa Aulia
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono memastikan sumbangan 10 ribu ton beras dari pemerintah Indonesia untuk diberikan ke Gaza, Palestina, akan dikirimkan.
Namun, dia mengatakan bantuan pangan tersebut masih belum tiba di Gaza. Sebab, terkendala oleh jalur masuk yang kini sangat terbatas.
“Soal sumbangan 10 ribu ton beras, saya kira itu akan dikirimkan, Pak. Cuma permasalahnnya sekarang ini kan jalur masuk dari bantuan-bantuan ini sangat terbatas,” kata Sugiono saat rapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).
Dia menegaskan pemerintah Indonesia berkali-kali telah menyerukan agar bantuan kemanusiaan untuk Gaza tetap diberikan izin masuk.
“Ini juga yang beberapa kali juga kita sampaikan bahwa harus dibuka jalan seluas-luasnya bagi bantuan kemanusiaan,” tutur kader Partai Gerindra itu.
Sugiono menyebut bantuan pangan seharusnya tidak boleh dijadikan senjata untuk rakyat Gaza. Dia menuturkan pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
“Pangan tidak boleh dijadikan senjata, bahwa situasi yang ada di Gaza merupakan situasi kemanusiaan yang sangat-sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan yang sifatnya paling basic,” katanya.
Kondisi di Gaza sendiri tengah mengalami kekurangan pangan sejak Israel memblokade total jalur masuk ke Gaza pada Maret dan April 2025.
Pada Kamis (27/6/2025), Israel menutup persimpangan Zikim yang menjadi akses masuk ke Gaza bagian Utara, satu-satunya jalur masuk ke Gaza bagian Utara.
Kondisi ini menyulitkan negara lain untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pasalnya, akses yang ditutup merupakan jalur langsung untuk mengirim bantuan ke daerah yang terancam kelaparan.
Israel mengklaim penutupan dilakukan agar Hamas tidak menyita bantuan. Selain itu, bantuan juga terhambat oleh kondisi jalan yang rusak, serangan udara dari Israel, serta pembatasan militer.
Saat ini, pengiriman bantuan difokuskan di Gaza bagian tengah dan selatan. Namun, akaes masuk di jalur ini tidak menjangkau banyak warga Gaza, karena mayoritas masih bertahan di bagian utara Gaza. (saa/aag)
Load more