Polisi Imbau Korban Pencabulan Oknum Guru Ngaji di Tebet Lapor, Identitas Dijamin Aman
- Tangkapan layar tvOne
Jakarta, tvOnenews.com -Â Polres Jakarta Selatan mengimbau masyarakat yang mengetahui atau menjadi korban dari kasus pencabulan oleh guru ngaji berinisial AF (54) di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan agar segera melapor ke kepolisian.
Kepala Unit PPA Polres Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, mengatakan pihaknya  menjamin identitas pelapor dan korban akan dilindungi.
"Kita melakukan imbauan saja terhadap kemungkinan adanya korban-korban lain. Kami harap tidak takut apabila memang pernah mengalami hal tersebut juga, silahkan dilaporkan ke unit PPA Polres Jakarta Selatan," ucap Citra, Senin (30/6/2025).
- Tangkapan layar tvOne
Â
"Nanti intinya kita tidak akan membuka identitas korban ataupun keluarga," sambungnya.
Citra menuturkan, saat ini pihaknya tengah fokus pada proses pemulihan trauma para korban.
"Yang kami harapkan ini adalah pemulihan terhadap mental dan psikologis anak-anak yang mungkin pernah menjadi korban atas pelaku dari saudara AF ini, mungkin itu aja," ujarnya.
Sementara itu, Iin, Ketua RT 3, Kebon Baru, tempat AF tinggal, mengatakan bahwa pelaku dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan keagamaan, dan kerap menjadi khatib shalat Jumat, baik lingkungan setempat maupun di luar lingkungannya.
Selain itu, AF juga diketahui memiliki majelis taklim.
"Kaget, mencemarkan nama baik. Kalau kasusnya nama baik ya gapapa, masyarakat juga di kebon baru kaget. (Pelaku) Warga asli sini. Aktif (kegiatan keagamaan), dia kan punya majelis taklim,"
Dikenal baik sih, di mata kita baik di masyarakat," ungkap Iin saat ditemui, Minggu (29/6/2025).
Selain itu, Iin juga mengatakan, pelaku telah menjadi guru ngaji di lingkungannya sejak masih bujangan hingga menikah dan kini memiliki tiga orang anak.
Oleh karena itu, kata Iin, warga setempat sangat terkejut dengan kabar aksi bejat pelaku.
"Dia kan mengajar ngaji bukan sekarang-sekarang, udah lama, dari bujang juga udah ngajar ngaji," jelas Iin.
Lebih jauh, Iin menuturkan, pelaku juga sering diundang untuk memberikan ceramah di pengajian ibu-ibu PKK.
Adapun, pelaku membuka kelas privat di rumahnya, yang menjadi lokasi dugaan tindak pencabulan.
Berdasarkan laporan kepolisian, ada 10 anak perempuan, sebagian besar warga sekitar dari RT berbeda, yang menjadi korban dari aksi cabul pelaku.
"Korbannya masih anak-anak, usia paling tua sekitar 12 tahun atau kelas 2 SMP mengalami trauma," ujarnya.
Iin mengatakan, hingga saat ini, korbannya masih merasakan trauma akibat aksi bejat AF.
“Namanya korban sih ya trauma, cuma namanya anak-anak kalau lagi inget ya trauma, kalau gak inget ya ceria. Namanya bocah. Mereka syok nangis. Dipertemukan dengan pak ustadznya ya mereka juga syok," beber Iin.
Menurut Iin, pelaku diduga melakukan perbuatan tersebut saat istrinya tidak berada di rumah.
Kini, rumah pelaku dalam keadaan kosong, dengan istri dan anak-anaknya pergi, diduga untuk menenangkan diri dan menghindari sanksi sosial dari masyarakat.
"Mungkin menenangkan diri ya, beliau juga syok dan gak nyangka, mungkin menghindar (dari masyarakat), sanksi sosial mungkin ya. Siapa sih yang enggak syok," ujarnya.(rpi/muu)
Â
Load more