Jamintel: Banten Harus Bisa Swasembada Pangan
- Istimewa
"Targetnya beberapa tahun ke depan semua daerah di Indonesia akan memiliki pola tanam yang sama dengan yang dilakukan di Kabupaten Tangerang ini, sehingga program ini dapat membantu perekonomian para petani,” katanya.
Sementara, Menteri Desa Yandri Susanto mendukung penuh program ketahanan pangan yang digagas Reda tersebut.
Dia menyampaikan bahwa teknologi digital dan pendampingan hukum dari Kejaksaan adalah kombinasi penting dalam menciptakan desa-desa yang mandiri, produktif, dan tidak tertinggal secara ekonomi maupun informasi.
“Melalui Jaksa Garda Desa, kami ingin desa tidak hanya jadi penonton, tapi pelaku utama pembangunan ekonomi nasional dari tingkat bawah,” tegas Menteri Yandri.
Lanjut dia, program ini juga menjadi bagian dari penjabaran visi nasional Asta Cita Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, dalam memperkuat ketahanan pangan dan pembangunan desa sebagai basis kemandirian ekonomi.
Selain itu, Gubernur Banten Andra Soni mengaku sangat antusias dengan adanya program ketahanan pangan yang dicetuskan oleh Jamintel tersebut.
"Saat ini saja produksi beras Banten sudah mengalami surplus hingga 200 ribu ton lebih. Namun sayangnya selama ini Provinsi Banten hanya bisa mensuport sayuran untuk kebutuhan masyarakat Banten sebanyak 10 persen saja dari kebutuhan. Maka saya berharap dengan terwujudnya program ketahanan pangan ini maka pasti Provinsi Banten bisa meningkatkan produksinya lagi," ujar Andra.
Sementara Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia, Hartono Wignyopranoto menyatakan program ketahanan pangan ini sengaja dibuat sebagai upaya meningkatkan penghasilan para petani dengan melibatkan pemerintah daerah, kejaksaan dan stakeholder lainnya.
”Berdasarkan pengalaman kami menangani Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, setiap hari ada dari 3000 ton sayuran diperdagangankan dan kebanyakan berasal dari luar Banten. Sementara harganya juga sangat berfluktuasi tergantung pada naik-turunnya jumlah pasokan,” tegas Hartono.
Dia menambahkan dengan masih minimnya besaran pasokan sayuran asal Banten yang diperdagangkan di Pasar Induk Tanah Tinggi, ini bisa jadi sebuah peluang baru bagi masyarakat pertanian di Kabupaten Tangerang pada khususnya dan Banten pada umumnya.
“Seperti pasokan cabe dan bawang misalnya, selama ini pasokannya masih didominasi dari luar Banten, dan ke depannya bisa dipasok dari Banten,” tuturnya.(lkf)
Load more