Rekam Jejak Koperasi Banyak Kegagalan, KMP Disarankan Lakukan Langkah Ini
- Bungko.id
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia terus menggenjot realisasi Koperasi Merah Putih pada setiap wilayah di penjuru negeri ini.
Di tengah realisasi yang terus berlangsung, Ibrahim Qamaris selalu dosen Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe turut memberi saran terkait pendirian Koperasi Merah Putih (KMP).
Menurutnya Indonesia telah berupaya menjadikan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi bangsa yang diharapkan dapat berjalan beriringan dengan dua pilar lainnya yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sektor swasta.
- Istimewa
Namun, hingga kini kontribusi koperasi terhadap pembangunan nasional dinilai masih sangat terbatas.
"Banyak koperasi yang mengalami kegagalan dalam operasionalnya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi 212 yang meskipun dibangun dengan semangat juang tinggi, akhirnya juga gagal," kata Ibrahim kepada awak media, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Ibrahim menuturkan meskipun Undang-Undang Koperasi telah beberapa kali direvisi perkembangan koperasi masih tertinggal jauh dibandingkan BUMN dan swasta.
"Sampai sekarang, koperasi masih memerlukan bantuan, sementara dulu pernah ada kebijakan agar BUMN membantu koperasi dan UMKM," katanya.
Ibrahim berharap dengan adanya dukungan dari pemerintah terhadap Koperasi Merah Putih dapat menjadikannya mandiri di masa depan dan menopang ekonomi nasional.
Dirinya turut serta menekankan beberapa langkah penting agar koperasi dapat terbilang berhasil.
Pertama, sumber daya manusia sebagai pengurus atau pengelola koperasi harus profesional, memiliki pengalaman bisnis, dan jejak rekam keuangan yang baik.
Ia menegaskan bahwa pengurus tidak boleh terlibat dalam praktik nepotisme atau memiliki hubungan keluarga.
"Kedua, koperasi perlu menyusun studi kelayakan bisnis (business feasibility study), rencana bisnis (business plan), serta rencana tindakan (action plan)," katanya.
Untuk unit Gerai Sembako, ia menyarankan agar harga barang kompetitif terutama jika dibandingkan dengan toko ritel modern yang ada saat ini.
“Pelanggan akan memilih barang berkualitas dengan harga yang lebih murah atau terjangkau,” katanya.
Selain itu, pelayanan harus profesional, dengan pengurus, pengelola, dan pelayan yang mendapatkan pelatihan memadai.
Standar pelayanan perlu disamakan dengan toko ritel modern, serta disiplin waktu harus dijunjung tinggi dalam pengelolaan koperasi.
Pada unit logistik atau distribusi, Ibrahim mengingatkan agar penanganannya dilakukan secara serius.
Menurutnya, dibagian ini terdapat banyak pihak seperti tengkulak, rentenir, dan sindikat bisnis yang sudah lama bermain pada sektor ini.
Untuk Unit Usaha Simpan Pinjam, Ibrahim menyarankan agar koperasi menerapkan standar perbankan.
Ia menilai banyak lembaga seperti koperasi, Baitul Qiradh, dan lembaga pembiayaan lain sebelumnya mengalami kemacetan dalam pengembalian pinjaman.
"Demikian pula, Gerai Cold Storage/Cold Chain, Apotek Desa, dan Gerai Klinik Desa harus dikelola secara profesional. Jika seluruh unit usaha dikelola secara baik, maka akan memberikan 13 manfaat seperti yang diharapkan," kata Ibrahim.
"Semoga kali ini koperasi bisa berhasil dan mandiri, serta terhindar dari berbagai kegiatan mafia, korupsi, dan permainan lainnya," pungkasnya. (raa)
Load more