Longsor Tambang di Cirebon Tewaskan Belasan Orang, Polisi Tetapkan Dua Tersangka
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Polisi menetapkan dua tersangka kasus peristiwa longsor tambang galian C di kawasan Gunung Kuda, Cirebon yang menewaskan belasan orang pada Jumat (30/5).
Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni mengatakan, kedua tersangka, yakni Ketua Koperasi Al-Azariyah berinisial AK selaku pemilik tambang, serta Kepala Teknik Tambang AK yang bertugas sebagai pengawas operasional di lapangan.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi kemudian dari serangkaian penyidikan itu, kami menetapkan dua orang tersangka," kata Sumarni dalam keterangannya, Minggu (1/6).
Sumarni menjelaskan, keduanya terbukti tetap menjalankan kegiatan pertambangan, meski telah menerima surat larangan dari Dinas ESDM setempat.
Larangan itu diterbitkan pada 8 Januari dan diperkuat dengan surat peringatan kedua pada 19 Maret 2025, karena kegiatan tambang belum mendapat persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
"Sudah dua kali dikeluarkan surat larangan dan peringatan, tapi tidak diindahkan," ujarnya.
Sumarni menambahkan, AR sebagai pengawas di lapangan menjalankan perintah AK, tanpa mengindahkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hingga akhirnya insiden longsor di Gunung Kuda terjadi serta menyebabkan korban jiwa.
"Tanah tebing runtuh dan menimbun para pekerja beserta alat berat dan kendaraan operasional," ujarnya.
Dalam kasus itu, polisi turut menyita sejumlah barang bukti, yakni lima unit dump truck, empat ekskavator, dan dokumen terkait izin usaha tambang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kedua tersangka dikenakan Pasal 98 dan 99 Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp15 miliar.
Polisi juga mengenakan Pasal 35 UU Ketenagakerjaan, UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, serta Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. (ant/dpi)
Load more