Kader PPP 'Panas' Romahurmuziy Obral Bursa Calon Ketum: Sejarah Kelam 2019 Masih Terasa
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merencanakan perhelatan Muktamar yang diperkirakan berlangsung pada bulan Agustus atau September tahun ini.
Muktamar tersebut diselenggarakan sekaligus mencari sosok Ketua Umum (Ketum) yang akan memimpin partai berlambang Ka'bah itu.
Sontak, bursa calon Ketum dari partai berlambang Ka'bah itu pun mulai hangat diperbincangkan terlebih Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy turut menyodorkan sejumlah kandidat pemimpin selanjutnya.
Santernya Romahurmuziy atau yang akrab disapa Romy engeluarkan sejumlah pernyataan terkait bursa calon Ketum PPP justru menimbulkan polemik internal bagi partai tersebut.
"Dinamika internal juga bisa mencakup konflik internal yang mungkin terjadi di dalam partai, seperti perselisihan kepentingan baik jangka panjang atau sesaat," kata Sekretaris DPC PPP Jakarta Barat, S. Syswanto kepada awak media, Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Syswanto menjelasakn langkah cawe-cawe Romy terkait kandidat eksternal yang disodorkannya dalam buran calon Ketum PPP dinilai tak elegan.
Pasalnya, kata Syswanto, partai berlambang Ka'bah itu perlu mencari sosok yang ideal dalam memperbaiki langkah PPP guna dapat kembali lolos ke parlemen.
"Sungguh aneh bin ajaib ada pimpinan PPP yang menaruh luka di dalam dan di luar partai kini syairnya bagai yang paling berjasa untuk partai. Membuat statement seolah PPP masih ada gue, masih perlu gue, bahkan menjelang Muktamar sudah menggalang dukungan untuk calon dari eksternal serta menjadi operator dari calon ketua umum tersebut yang belum mendeklarasikan dirinya untuk bersaing merebut kursi ketua umum di arena Muktamar," kata Syswanto.
"Muktamar adalah Gerbang PPP untuk mencerahkan dan menjalankan programnya menghadapi Pemilu 2029 nanti, biar bisa merebut kursi-kursi yang yang hilang di 2024," sambungnya.
Syswanto meminta agar Romy tak mengumbar bursa calon Ketum PPP dengan kandidat eksternal.
Bahkan, ia menyebut PPP mengalami sejumlah kegagalan pada Pemilu 2024 akibat rekam jejak pada 2019 silam.
"PPP sedang diuji akibat rekam jejak 2019 partai yang dijauhi umat dengan ketua umum Romahurmuziy dengan kasusnya yang menggemparkan peta politik nasional. Sejarah kelam PPP 2019 masih terasa di mental-mental kader militan partai," katanya.
Load more