Jokowi Masih Kalkulasi Maju Jadi Ketum PSI: Jangan Sampai Kalah
- istimewa - antaranews
Jakarta, tvOnenews.com — Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait kemungkinan dirinya maju sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meski belum resmi mendaftar, Jokowi mengaku sedang melakukan kalkulasi politik.
"Iya, masih, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai, kalau saya mendaftar, nanti saya kalah," ujar Jokowi, Jumat (16/5/2025), sembari tersenyum.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya belum ikut pendaftaran calon ketua umum PSI. Ia menyebut prosesnya masih panjang dan terbuka hingga pertengahan tahun ini.
"Belum (mendaftar), kan masih panjang. Sampai Juli. Seingat saya, masih Juni atau Juli," ujarnya.
PDIP Hormati Keputusan Internal PSI
Terkait wacana Jokowi menjadi Ketum PSI menggantikan putranya, Kaesang Pangarep, politisi PDIP Aria Bima menegaskan bahwa partainya tidak akan mencampuri urusan internal partai lain. Menurutnya, setiap partai memiliki independensi dan kedaulatan organisasi.
“PDIP menyalonkan siapa kan internal PDIP, tidak dicampuri. PSI punya independensi untuk memutuskan siapapun, itu hak setiap organisasi,” kata Aria di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
Aria juga menyampaikan bahwa PDIP menghormati rencana PSI untuk bertransformasi menjadi Partai Super Terbuka (Tbk), sebuah gagasan yang sebelumnya disinggung oleh Jokowi. Ia menegaskan bahwa semua keputusan partai adalah hak forum tertinggi dalam kongres masing-masing.
“Wong PSI ya sudah PSI. Namanya partai itu sudah forum tertinggi. Dalam kongres partai itu ya semua bisa diputuskan, itu hak berdaulat organisasi,” jelasnya.
Harapan untuk Demokrasi
Lebih lanjut, Aria Bima berharap agar Kongres PSI nantinya bisa memperkuat proses demokrasi di Indonesia. Menurutnya, dinamika politik yang sehat harus mendorong partisipasi serta pengabdian untuk kepentingan bangsa.
“Kita menghormati seluruh partai di Indonesia ini untuk memberikan semacam pengabdian kepada bangsa lewat demokratisasi,” ucap Aria.
“Kita harapkan kongres PSI juga menjadikan instrumen penguatnya demokrasi dan menguatnya berbagai hal yang menyangkut dinamika nasional,” tutupnya. (nsp)
Load more