Sebanyak Apapun Anggota Hercules di Bali, GRIB Tetap Tidak Diterima, Gubernur Wayan Koster Bahkan Bilang Begini
- Tangkapan layar
tvOnenews.com - Kehadiran organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, yang diketuai Hercules Rosario de Marshal menuai gelombang penolakan luas setelah mendeklarasikan pembentukan DPD GRIB Jaya Provinsi Bali.
Dalam acara pelantikan tersebut, terlihat pula atribut partai politik yang semakin memperkeruh situasi.
Penolakan datang dari berbagai elemen masyarakat Bali, mulai dari tokoh adat, senator daerah, hingga pemerintah provinsi.
Pecalang : Kami Tidak Butuh Ormas dari Luar
- Tangkapan layar
Dalam sebuah video yang diunggah senator asal Bali Niluh Djelantik di Facebook pada Minggu (4/5/2025) seorang Pecalang bernama Yudhi Pasek Kusuma menegaskan bahwa kehadiran GRIB Jaya tidak diperlukan.
Ia memperkenalkan diri sebagai bagian dari sistem keamanan adat Bali yang sudah berjalan sejak zaman kerajaan.
“Kami bukan penjaga biasa. Kami adalah bagian dari sistem adat yang diwariskan turun-temurun. Kami tidak butuh ormas dari luar yang membawa agenda dan merusak tatanan hidup kami.”
Yudhi menyebut bahwa di Bali terdapat 1.500 desa adat, dan setiap desa memiliki Pecalang yang siap menjaga keamanan wilayahnya.
Ia juga menekankan bahwa Pecalang tidak digerakkan oleh kepentingan politik, melainkan oleh rasa tanggung jawab terhadap tanah kelahiran dan adat istiadat.
Gubernur Bali juga Tegas Menolak
- ANTARA
Gubernur Bali I Wayan Koster melalui Wakil Gubernur I Nyoman Giri Prasta juga dengan terang-terangan menolak. Pemerintah daerah secara tegas menyatakan bahwa tidak ada kebutuhan akan ormas luar untuk menjaga keamanan Bali.
"Beliau (Gubernur Bali I Wayan Koster) juga sudah menyatakan bahwa menolak (kehadiran GRIB di Bali)," ungkap I Nyoman Giri Prasta, saat ditemui awak media di Kantor Gubernur Bali, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, aparat keamanan yang dibentuk pemerintah dan desa adat dinilai sudah mampu menjaga situasi keamanan dan ketertiban terjaga. Adapun aparat keamanan yang dimaksud adalah petugas keamanan desa adat atau Pecalang, TNI, dan Polri.
“Dengan 1.400 lebih desa adat dan Pecalang di setiap desa, ditambah TNI dan Polri, kami sudah cukup. Bali aman tanpa bantuan ormas luar,” ujar Wakil Gubernur.
Senada dengan pernyataan gubernur Bali, senator Niluh Djelantik turut mengecam kehadiran GRIB Jaya dan menyatakan bahwa Bali sudah memiliki cukup organisasi sosial dan keamanan lokal.
“Kami punya Pecalang, Baladika, Laskar Bali, PBB, GP Ansor. Itu sudah cukup untuk menjaga Bali dan rakyatnya.”
Ia mengajak seluruh warga non-Bali untuk tetap saling menghormati dan menjunjung adat setempat.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Matur suksma,” tutupnya.
- YouTube GRIB TV
Dalam video yang lain, Ketua DPD GRIB Bali Prasetyo Anggodo menyampaikan bahwa kehadiran ormasnya bertujuan membantu pemerintah menjaga ketertiban dan keamanan di Bali.
Bahwa pihaknya berkomitmen senantiasa untuk membantu pemerintah menjaga keamanan dan ketertiban seluruh wilayah Bali baik secara langsung maupun tidak langsung.
“DPD GRIB Jaya Bali tidak pernah mempunyai masalah secara organisasi maupun personal dengan ormas-ormas, saudara-saudara kita yang lainnya,” kata Prasetyo.
Selanjutnya mereka mengklaim akan setia, taat, dan patuh kepada jajaran ketua umum, ketua DPP, dan seluruh jajaran pimpinan-pimpinan GRIB di DPP pusat.
“Empat, cinta tanah air dan republik Indonesia. GRIB jaya, jaya, jaya,” tutupnya.
Load more