Jakarta, tvOnenews.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Raya prihatin terhadap kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Kebijakan tersebut dinilai berpotensi mempengaruhi struktur biaya dan daya saing produk ekspor Indonesia, khususnya di sektor-sektor strategis yang selama ini menjadi andalan dalam hubungan dagang kedua negara.
Ketua Umum HIPMI Jaya, Ryan Haroen, menegaskan pentingnya respons terpadu dan strategis dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan dunia usaha.
“Kebijakan tarif ini memang menjadi bagian dari strategi ekonomi Amerika Serikat. Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa efek dominonya sangat terasa, terutama bagi pelaku ekspor yang selama ini bergantung pada pasar Amerika. HIPMI Jaya mendorong agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah diplomatik untuk menegosiasikan solusi yang win-win,” ujar Ryan dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).
Berdasarkan data tahun 2024, total perdagangan barang antara Indonesia dan Amerika Serikat tercatat sebesar US$38,3 miliar, dengan ekspor Indonesia ke AS naik 4,8% menjadi US$28,1 miliar, dan impor dari AS meningkat 3,7% menjadi US$10,2 miliar.
Hal ini menyebabkan defisit perdagangan barang AS terhadap Indonesia naik menjadi US$17,9 miliar, meningkat 5,4% dari tahun sebelumnya.
Load more