Lukmanul Hakim Harap Pemprov DKI Kaji Pola Mudik untuk Bangun Konektivitas Jakarta yang Efisien
- Istimewa
Apalagi sudah ada teknologi informasi yang bisa dipakai untuk membantu yang bisa mendapatkan data yang lebih akurat sehingga mampu meminimalisasi bias. Kunci akhirnya adalah kembali pada kemauan politik.
Kalau ada political will, kata dia, permasalahan publik yang ada bisa ditangani dengan baik.
Lukman yang bertugas di Komisi C DPRD DKI Jakarta, mengingatkan pengelolaan koneksitas warga Jakarta dan sekitarnya dengan daerah asalnya tidak mungkin hanya dilakukan oleh Pemprov DKI saja.
"Harus dibicarakan dengan pemerintah pusat, dan kabupaten dan kota yang ada di sekitarnya yang sebagian masuk wilayah Provinsi Jawa Barat dan sebagian berada di Provinsi Banten. Tapi apapun konteksnya, Jakarta harus menjadi inisiator," terangnya.
Program menjadikan Jakarta kota global harus dimulai dengan koneksitasnya dengan semua wilayah di Indonesia.
Sebab Jakarta merupakan representasi wajah Indonesia yang ada di halaman paling depan.
Karenanya, membangun koneksitas yang efektif dan efisien tidak mungkin dikesampingkan.
Koneksitas Jakarta dengan daerah lain lain di Indonesia, menurut pendapat Lukman, selain mempertimbangkan hubungan warganya dengan daerah asal secara demografis, juga harus mengacu juga pada pertimbangan hostoris.
Secara demografis, Jakarta pernah memakai komunitas etnis sebagai toponomi kawasan yang ada di wilayahnya seperti Kampung Ambon, Kampung Bali, Kampung Makassar, Kampung Melayu, Pekojan, Kampung Arab dan lainnya.
Dalam konteks historis, Jakarta memiliki hubungan emosional dan kultural secara langsung dengan Pasai Aceh, Demak, Cirebon, Gresik, Yogakarta dan lainnya.
“Kita harus mulai mengkajinya agar koneksitas kultural dan historis menjadi salah satu pertimbangan melayani warganya secara maksimal. Dengan memahami koneksitas kultural dan historis, Provinsi DKI Jakarta bisa mengelola koneksitas transportasi, logistik dan budaya secara efektif, efisien dan berdaya guna,” tuturnya.(lkf)
Load more