Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa Jakarta ditargetkan memiliki 791 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), namun hingga kini baru 33 SPPG yang beroperasi.
Menurut Dadan, salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan program MBG adalah infrastruktur yang masih terbatas, selain masalah anggaran dan sumber daya manusia (SDM).
“Alhamdulillah tadi Pak Gubernur dengan jajarannya sudah memutuskan akan merenovasi kantin-kantin sekolah yang akan menjadi bagian dari program makan bergizi,” ujar Dadan.
Meski program sarapan gratis dibatalkan, Pramono memastikan anak-anak PAUD dan SD tetap akan mendapatkan makan pagi melalui program yang lebih terarah.
Dadan menambahkan bahwa kantin sekolah berpotensi besar menjadi satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), tidak hanya bagi siswa di sekolah tersebut, tetapi juga bagi sekolah di sekitarnya.
“Ini kelihatannya beliau (Pramono) sangat senang dengan ide itu, dan saya sampaikan juga bahwa janji beliau untuk memberi makan pagi tetap akan dilaksanakan, karena anak PAUD sama SD tetap akan makan pagi,” pungkasnya.
Keputusan ini menandakan perubahan strategi Pemprov Jakarta dalam meningkatkan kualitas gizi siswa, dengan mengoptimalkan infrastruktur yang ada daripada memulai program baru dari nol. (agr/muu)
Load more