Kata Mendikdasmen Kala Film Djuanda Tayang Perdana di Jakarta
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menghadiri penayangan perdana Film 'Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia' di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Abdul Mu’ti mengatakan bahwa perjuangan Ir. Djuanda untuk kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan sangat penting dan tidak dapat dilupakan.
“Tanpa perjuangan itu wilayah Indonesia tidak bisa seluas sekarang. Kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulau sekitar 17 ribu dan itu semua menjadi satu kesatuan,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini secara tertulis, Jakarta, Minggu (9/3/2025).
Abdul Mu’ti menuturkan bahwa kedaulatan wilayah yang ditandai dengan Deklarasi Djuanda ini merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia.
Pasalnya, kata Abdul Mu'ti sebelum adanya Deklarasi Djuanda perairan Indonesia masih banyak yang menjadi lautan bebas.
Menurutnya hal itu disebakan jarak satu ke pulau lainnya yang terbilang sangat jauh.
“Dengan adanya Deklarasi Djuanda maka wilayah Indonesia dihitung dari titik terluar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Keberadaan pulau-pulau terluar ini sangat penting untuk kedaulatan negara kita,” tuturnya.
Abdul Mu’ti menuturkan perjuangan Djuanda sebagai tokoh bangsa dan kader Muhammadiyah harus menjadi teladan.
Ia pun berharap dengan adanya film ini bisa menjadi tempat belajar dan memahami perjuangan kader perserikatan Muhammadiyah dalam kehidupan kebangsaan, keislaman, dan kemuhammadiyahan.
“Mudah-mudahan setelah menyaksikan film ini akan lahir Djuanda lain dari rahim kader perserikatan Muhammadiyah,” katanya.
Sementara, Ismeth Wibowo yang merupakan cucu dari Ir. Djuanda menceritakan sedikit kisah kakeknya semasa hidup.
Ismeth menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan mendukung sehingga film ini bisa tayang.
“Sejak muda, Pak Djuanda ini telah mengabdikan diri di Muhammadiyah sebagai kepala sekolah Muhammadiyah. Padahal saat itu, Djuanda ditawari mendapatkan gaji yang tinggi dari pemerintahan Belanda,” kenangnya.
Diketahui, Film biopik yang diproduksi oleh Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat (LSB PP) Muhammadiyah (LSB PP dan Mix Production ini ditayangkan untuk pertama kalinya di Jakarta setelah di Yogyakarta.
Load more