Wagub Rano Karno Ajak Warga di Pemukiman Rawan Banjir Pindah ke Rusun Jagakarsa: Mau Begini Terus?
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno meninjau langsung lokasi pengungsian korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (3/3).
Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa ribuan warga terdampak banjir masih tersebar di beberapa titik, termasuk di rumah-rumah mereka sendiri.
“Di pengungsian tadi berdasarkan daftar yang tadi diberikan oleh Bu Wali, ada hampir 365 jiwa. Sementara di sini ada seribu jiwa ini,” kata Rano.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 600 warga telah berhasil ditampung di lokasi pengungsian resmi, tetapi masih ada sekitar 700 jiwa yang memilih bertahan di rumah mereka. Hal itu menyulitkan distribusi bantuan karena tim harus mengantarkan makanan dan kebutuhan lain secara terpisah.
“Kita sih berharap kalau bisa ngumpul, supaya kita bisa memberikan distribusinya itu nggak terganggu. Tapi ya mungkin realita teman-teman saudara juga kadang-kadang, ‘ah bang, saya di rumah aja bang, saya di lantai dua aman’. Ya udah nggak apa-apa,” katanya.
Namun, Rano Karno menegaskan bahwa solusi jangka panjang harus segera diambil agar warga tidak terus-menerus terjebak dalam siklus banjir setiap tahunnya.
Salah satu upaya yang ditawarkan adalah relokasi ke rumah susun yang telah disediakan Pemprov DKI Jakarta.
“Saya menawarkan sebetulnya. Makanya tadi saya bilang sama si emak, emak udah berapa tahun di sini? Oh, udah 30 tahun,” ujar Rano.
Sebagai seseorang yang pernah tinggal di Tebet, ia mengaku sangat memahami kondisi warga yang sudah terbiasa hidup dengan ancaman banjir. Namun, ia tetap mengajak warga untuk mempertimbangkan pindah ke hunian yang lebih aman.
“Makanya saya bilang, ini mau begini terus? Yuk, kita pindah deh ke rumah susun. Kita ada rumah susun,” katanya.
Menurutnya, rumah susun di Jagakarsa bisa menjadi pilihan bagi warga yang ingin hidup lebih nyaman dan bebas dari ancaman banjir.
“Di Jagakarsa ini ada tiga tower. Oke, artinya sebagian ada yang mau. Kalau ada yang mau, rame-rame,” jelasnya.
Ia juga memastikan bahwa biaya hidup di rumah susun tidak jauh berbeda dengan di pemukiman saat ini.
Load more