Secara keseluruhan, ia memandang kehadiran Danantara positif, terutama karena perannya dalam memperkuat ekonomi melalui optimalisasi aset BUMN dan investasi strategis yang berorientasi pada ekspor, energi, dan ketahanan pangan.
Namun demikian, di sisi lain, ia mengingatkan untuk memperhatikan risiko, seperti trust issue di pasar modal akibat ketidakpastian saat peluncuran Danantara, serta potensi kekhawatiran publik terhadap transparansi dan independensi politik.
"Risiko investasi juga muncul jika tidak dilakukan pemisahan yang jelas antara risiko operasional dan investasi," jelas Josua.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan meluncurkan BPI Danantara di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari ini, Senin pukul 10.00 WIB.
Danantara, yang akan menjadi sovereign wealth fund Indonesia, disebut akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal untuk Danantara mencapai 20 miliar dolar AS.
Dana-dana yang dikelola Danantara, Presiden mengatakan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.(ant/ree)
Load more