Pesan Natal Uskup Agung Katedral Jakarta: Jadikan Indonesia Tempat Lahirnya Pemimpin yang Melayani
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com – Perayaan Natal di Gereja Katedral Jakarta berlangsung khidmat dengan mengangkat tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Bethlehem,” terinspirasi dari Injil Lukas 2:15.
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, menyampaikan makna mendalam dari tema tersebut, mengaitkannya dengan pesan penting untuk bangsa Indonesia.
“Bethlehem menurut keyakinan Kristiani adalah tempat Yesus lahir. Yesus datang untuk apa? Datang tidak untuk dilayani, melainkan untuk melayani,” ujar Ignatius Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu (25/12).
Ia menjelaskan bahwa tema Natal tahun ini mengandung harapan agar Indonesia menjadi “Bethlehem zaman sekarang”—tempat lahirnya pemimpin-pemimpin yang memiliki semangat untuk melayani bangsa, bukan untuk dilayani.
“Harapan dari pesan Natal bersama itu adalah agar Indonesia, menjadi Bethlehem-Bethlehem zaman sekarang, yaitu tempat lahirnya pemimpin-pemimpin yang tidak ingin dilayani, tetapi sungguh-sungguh ingin melayani seluruh bangsa kita,” tegas Uskup Agung.
Melayani untuk Mewujudkan Cita-Cita Bangsa
Uskup Ignatius menambahkan bahwa semangat melayani ini sangat relevan untuk membawa bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan yang sejati. Ia mengajak seluruh umat Kristiani untuk berperan aktif memperjuangkan harapan tersebut.
“Dengan demikian diharapkan cita-cita kemerdekaan menjadi kenyataan yang semakin jelas dari hari ke hari. Seperti apa pun keadaannya sekarang, itulah salah satu harapan yang pantas kita rawat dan perjuangkan,” ungkapnya.
Dalam momen penuh hikmat ini, Gereja Katedral Jakarta memfasilitasi rangkaian misa Natal sejak Selasa malam (24/12) hingga Rabu (25/12), dengan ribuan umat hadir untuk beribadah.
Pesan Natal yang disampaikan Uskup Agung menjadi refleksi mendalam, tidak hanya bagi umat Kristiani, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
“Tempat lahirnya para pemimpin yang tidak ingin dilayani, melainkan untuk melayani,” tutup Ignatius Kardinal Suharyo. (agr/nba)
Load more