Padahal, harga produk skincare itu tak main-main, yakni seharga Rp 1,5 juta.
"Jelas-jelas over claim, tapi selalu mengatasnamakan marketing. Menurut saya selaku anak ekonomi, marketing itu teknik pemasaran tetapi di garis bawah marketing itu teknik menarik konsumen agar tertarik dengan produk dengan cara menonjolkan kelebihan produk yang real apa adanya, bukan melebih-lebihkan. Kalau melebih-lebihkan itu bukan marketing melainkan over claim, dan akibatnya dari over claim tersebut nanti takutnya banyak orang awam atau SDM yang kurang tahu tentang detail produk itu bisa tertipu karena apa yang dicantumkan di produk tidak sesuai dengan yang ada.” tulis akun @reflyy4580.
Sementara, netizen lain tak sungkan menyebut dr Richard Lee sebagai penipu.
“Dengerin RL (Richard Lee) bicara. Kenapa gemes sendiri lihatnya, karena apa yang dibantah sama dia, kenyataannya dia melakukan semuaaaaaaa itu. Gw ngikutin RL sejak rambutnya botak. Jangan bilang kita lihat fisik. Loe jelek tapi loe mengedukasi kita. Kita tetap suka karena loe berbagi ilmu. Tapi sejak ketahuan busuknya, kita merasa tertipu aja.” tulis akun @diahlukita3463.
Ada juga yang mendesak agar produsen skincare lebih jujur dalam mempromosikan produknya dan memastikan klaim mereka sesuai dengan fakta.
Tak sedikit yang menilai industri kecantikan di Indonesia belum sepenuhnya transparan.
Hingga berita ini ditulis, dr Richard Lee belum memberikan klarifikasi lagi terkait kontroversi ini.(lkf)
Load more