Jakarta, tvOnenews.com - Ratusan anak Papua dididik dalam program Pendidikan nonformal di Papua selama 3 bulan.
Hal ini bertujuan untuk menaikkan angka literasi di 2 Pusat Belajar KBF Indonesia, di Merauke, Papua Selatan dan Jayapura, Papua.
Program ini dinisiasi oleh Pertamina bersama dengan Yayasan Kitong Bisa atau yang lebih dikenal dengan KBF Indonesia.
KBF Indonesia mengeklaim telah menemukan metodologi terbaik yang dapat diimplementasikan secara masif ke seluruh anak-anak Papua, agar permasalahan literasi yang menjadi momok di Papua, dapat terselesaikan.
Hal pertama yang dilakukan KBF Indonesia adalah mengintegrasikan metode “Fonik” dalam mengajarkan baca tulis kepada anak-anak dengan kurikulum belajar mengajar yang selama menjadi intelektual profetik dari yayasan tersebut, bernama RESPECT yang mengedepankan pendidikan karakter percaya diri, semangat tinggi, dan motivasi positif.
Selanjutnya, KBF Indonesia menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) belajar mengajar, yang akan dipergunakan oleh para pengajar mereka, untuk mendidik siswanya.
Kedua, KBF Indonesia mensosialisasikan SOP belajar mengajar yang baru tersebut kepada para guru, dan mengirimkan pelatih guru dari Kantor pusat KBF Indonesia di Jakarta untuk turun dan mengajarkan metode belajar dengan SOP yang telah disusun kepada mereka.
“Awalnya memang agak sulit beradaptasi. Akan tetapi, setelah kami biasakan dan ulang-ulang terus metode ajarnya, akhirnya para guru tersebut terbiasa," ujar Manajer Program Pendidikan KBF Indonesia yang merupakan pimpinan program kolaborasi KBF Indonesia dan Pertamina, Risa Maulegi dalam keterangannya, Kamis (28/11/2024).
Ketiga, KBF Indonesia kemudian membersamai para guru dalam melakukan belajar mengajar selama 3 bulan hingga terbiasa dan menguasai SOP tersebut. Harapannya, para guru tersebut dapat terus mendidik anak didik lain dengan jumlah yang lebih besar dengan kapasitas baru yang mereka miliki.
Menariknya lagi dari strategi program ini adalah KBF Indonesia menambah fitur makan bergizi gratis yang menjadi daya Tarik para siswa secara konsisten untuk dating dan terus belajar.
“Kami juga telah menanda tangani nota kesepahaman Kerjasama uji coba makan bergizi gratis dengan IFSR atau Indonesia Food Security Review dan kami menjadi mitra resmi uji coba program ini di Papua. Hasilnya cukup memuaskan, terbukti, bukan hanya motivasi siswa untuk belajar jadi bertambah, akan tetapi terjadi peningkatan literasi yang cukup signifikan," kata Billy Mambrasar, Pendiri dari KBF Indonesia yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI Periode 2019-2024.
Adapun, KBF Indonesia menggunakan Pihak Ke-3 yang berasal dari ahli yang bekerja lembaga internasional dalam bidang pendidikan dan juga perwakilan dari Pemerintah, yakni Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) untuk melakukan audit dampak dari program ini.(lkf)
Load more