Dia menuturkan pemimpin ialah sosok yang sangat berpengaruh dalam upaya mencapai tujuan bersama, yakni menjadi daerah yang sejahtera, adil, dan makmur.
"Maka saya berharap manfaatkan waktu untuk memilih sesuai dengan hati nurani. Jangan sia-siakan hak untuk memilih (tidak sesuai hati nurani, red.)," katanya.
Muhdi juga berharap Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjalankan tugasnya dalam penyelenggaraan pilkada dengan baik.
Kepada pasangan calon yang berkontestasi, ia juga mengimbau agar berkompetisi secara sehat dengan tidak melakukan pelanggaran yang justru akan merugikan diri sendiri.
Dia menegaskan bahwa sudah ada pasangan calon yang didiskualifikasi dari kepesertaan pilkada karena melakukan pelanggaran, sehingga harus menjadi pembelajaran bagi pasangan calon lainnya.
"Menurut saya (diskualifikasi) juga merugikan mereka dan saya harap ini tidak terjadi. Bisa saja sekarang terbebas tapi setelah ini masih bisa digugat. Jadi, malah merugikan, sudah bekerja keras, tapi melakukan pelanggaran," katanya.
Selain itu, Muhdi yang juga mantan Rektor Universitas PGRI Semarang (Upgris) tersebut juga menekankan soal netralitas aparatur sipil negara (ASN), kepala desa, kepolisian, dan TNI dalam penyelenggaraan pilkada.
Load more