Jakarta, tvOnenews.com - Kabar polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), begitu menggerkan publik. Pasalnya, kejadian ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia.
Kabar ini tak hanya menggerakan publik, tetapi menjadi sorotan utama Kapolri. Terlebih lagi, ibunda polisi yang menjadi korban penembakan tersebut, Cristina Yun Abubakar, yang tak henti-hentinya menangis.
Mendengar kabar tersebut, ibunda Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Riyanto Anshari sangat syok, hingga membuat hatinya teriris.
Air matanya tak henti-hentinya basahi pipinya, mengingat sang anak tewas ditembak rekannya, yang merupakan Kabag Ops Polres Solok, AKP Dadang Iskandar.
Tak hanya itu saja, Cristina pun mengingat soal pernyataan sang anak AKP Ulil sebelum tewas ditembak polisi.
Ternyata, Akpol 2012 itu pernah mengutarakan untuk berhenti menjadi polisi sebelum peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Kabag Ops Polres Solok, AKP Dadang Iskandar.
Cristina ceritakan, anaknya sempat bertanya kepada dirinya soal keinginannya keluar dari polisi.
"Kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, katanya 'saya mau keluar dari polisi, apa mama mengizinkan?'," cerita Cristina Yun Abubakar di rumah duka dengan air mata tak henti-hentinya membasahi pipi, pada Jumat (22/11/2024).
Mendengar perkataan tersebut, Cristina meminta kepada AKP Ulil Riyanto untuk tidak keluar dari kepolisian.
"Jangan keluar dari polisi, karena itu masa depan mu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Syukuri apa yang Tuhan berikan," bebernya.
Cristina mengaku anaknya tidak memberitahukan alasan AKP Ulil Riyanto ingin keluar dari kepolisian, apakah mengalami tekanan di tempat tugas atau tidak.
"Tidak. Dia cuma bilang, 'Iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi," ungkapnya.
Setelah percakapan itu, Cristina mengaku dirinya selalu memikirkan perkataan AKP Ulil Riyanto.
"Jadi, memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin," ujarnya.
Untuk diketahui, Jenazah AKP Ulil Riyanto Anshari dikabarkan akan tiba di Makassar, Sabtu (23/11) sekitar pukul 2.00 WITA diterbangkan dari Jakarta ke rumah duka.
Sebelumnya diberitakan, Pada hari kejadian, AKP Ulil bersama timnya berhasil menangkap seorang pelaku tambang ilegal.
Namun, upaya penegakan hukum ini diduga memicu ketidaksenangan dari AKP Dadang.
Ketegangan mulai memuncak setelah Dadang menghubungi Ulil untuk mempertanyakan penangkapan tersebut.
Sesampainya di markas, pelaku tambang ilegal langsung diperiksa oleh penyidik di Ruang Reskrim, sementara Dadang menemui Ulil di area parkir.
Di tengah perbincangan, tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api.
Rekan-rekan polisi yang berada di dalam gedung langsung berlari ke lokasi dan menemukan Ulil tergeletak bersimbah darah, dengan luka tembak di pelipis dan pipi kanan.
Dadang dilaporkan melarikan diri dari tempat kejadian menggunakan mobil dinas.
Meski Ulil segera dilarikan ke Puskesmas Lubuk Gadang, nyawanya tak tertolong. (aag)
Load more