"Tidak berarti kita kehilangan autentiknya. kehadiran kita sebagai suatu bangsa kita ingin menempatkan agar kemampuan proporsionalisme yang kita miliki harus tetap diiringin dengan nilai-nilai moralitas," tutur Paloh
Kemudian, dia menyinggung bahwa dalam melaksanakan misinya itu masih ada saja pendekatan yang masih terjadi saat ini. Menurut Paloh, pendekatan itu adalah pendekatan yang salah dan menjadi musuh bersama yakni praktik transaksional.
"Kita tahu dalam realisme kehadiran yang ada pada saat ini seluruh aspek pendekatan, baik itu berdasarkan pemahaman atas dasar-dasar legalitas, formalitas yang kita miliki, Undang-undang dan seluruh peraturan yang ada. Tetapi itu saja tidak cukup. Di balik itu ada praktik-praktik yang harus kita singkirkan, yaitu praktik-praktik transaksional dan inilah yang menjadi musuh bersama kita," ungkap Paloh.
Paloh mengingatkan kepada kader-kadernya, jika mendambakan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat maka yang harus diutamakan adalah sikap jujur.
"Jika kita menginginkan sebuah nation and character membangun kekuatan agar bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, maka keterusterangan adalah merupakan karakter yang harus kita kedepankan," kata Paloh.
"Daripada kepura-puraan itulah nilai hakikat dan hakikinya gerakan perubahan yang dimulai dari diri kita pribadi," pungkasnya. (rpi/dpi)
Load more