"Lambat atau cepat akan mengikuti kecenderungan dari negara-negara lain,” ujar Ermalena Muslim Hasbullah, usai menghadiri pertemuan AFPPD di Nusa Dua, Bali.
Menurut Ermalena, penurunan fertilitas akan diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memasuki angkatan kerja, yang jika dikelola dengan baik melalui peningkatan pendidikan, keterampilan, dan kesehatan, akan memperoleh apa yang dikenal dengan bonus demografi. Suatu keadaan dimana proporsi angkatan kerja lebih besar dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
“Bonus demografi tidak akan berlangsung lama. Jumlah penduduk lansia akan bertambah terus, sehingga beban ketergantungan akan beranjak naik lagi,” jelas Ermalena dihadapan 24 negara.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP PPP menyebut, peningkatan penduduk lansia harus dipersiapkan dan dikelola dengan baik. Bahkan harus dimulai sejak dini, dan tidak hanya ketika mereka sudah dewasa atau bahkan sudah lansia. Kehidupan masa kecil mempengaruhi kehidupan dewasa dan lansia.
Sebab, menurutnya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi suatu negara. Tiga pilar terkait kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan isu remaja sangat penting terutama di Asia dan Pasifik. Meskipun banyak kemajuan, namun masih banyak pekerjaan rumah. Perempuan masih mengalami tidak adanya kesetaraan.
Demikian pula, penurunan fertilitas telah mengubah dinamika pendudukan di Asia Pasifik. Misalnya, masih terdapat 3,7 persen remaja perempuan hamil di Asia dan Pasifik. Perkawinan anak juga masih tinggi, tercatat 8 persen. Meskipun upaya telah dilakukan namun masih ada kesenjangan. Termasuk data terhadap orang muda.
"Kesenjangan data mempengaruhi kebijakan,” sambungnya.
Load more