Jakarta - Pemerintah mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19 yang lebih tinggi, akibat penyebaran Omicron dibandingkan dengan kasus saat merebaknya varian Delta pada tahun 2021.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi selaku Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers PPKM secara daring di Jakarta, Senin (31/01/2022) mengatakan berdasarkan data berbagai sumber, sebenarnya tingkat rawat inap Omicron di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Israel sepertiga kali lebih rendah dari Delta.
"Namun, jumlah rawat inap di negara tersebut jauh lebih tinggi dikarenakan jumlah kasus di negara tersebut meningkat hingga lebih dari tiga kali dibandingkan Delta," katanya.
Luhut menambahkan, dari data tersebut, pemerintah juga mencoba untuk menganalisa bahwa jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia, dapat lebih tinggi dari Delta apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipatnya atau setara 150 ribu kasus per hari.
"Seperti tahun lalu kita lihat hampir 56 ribu, bisa saja nanti tiga kali dari itu bila kita tidak berhati-hati. Namun, hingga saat ini kami masih memperkirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi," ungkapnya.
Luhut menuturkan, dari berbagai simulasi dan model yang pemerintah susun bersama para pakar, angka kasus saat ini masih jauh dari kemungkinan lonjakan hingga tiga kali lipat itu.
"Kita tidak perlu khawatir berlebihan tetapi kita tetap super waspada," pesannya.
Load more