PNM Mekaar yang sudah berjalan selama delapan tahun menjadi salah satu andalan pemerintahan saat ini.
Semasa pemerintahan Presiden Jokowi juga terbentuk holding ultramikro yang terdiri dari tiga perusahaan yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai induk, PNM, dan PT Pegadaian.
Menurut Presiden Jokowi, terjadi loncatan besar dalam penyaluran modal dan jumlah nasabah selama delapan tahun perjalanan PNM Mekaar. Sampai akhir 2016, jumlah nasabah aktif Mekaar baru sebanyak 443 ribu orang dengan pembiayaan senilai Rp800 miliar.
“Perputaran dari yang dulu Rp800 miliar, dalam delapan tahun sudah melompat menjadi Rp244 triiliun. Dan, ini yang baik, kita memberikan kail bukan memberikan bantuan. Ndak! Ini kail yang disiapkan dengan sistem gandeng renteng,” kata Kepala Negara pada Januari 2024 di Bandung seperti dilansir kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam keterangannya di hadapan wartawan itu, Presiden Jokowi sempat membandingkan pencapaian PNM Mekaar dengan pelopor pembiayaan ultramikro di dunia yakni Grameen Bank di Bangladesh.
“Kalau di dunia ada Grameen Bank yang nasabahnya dulu 6,5 juta dan Muhammad Yunus bisa mendapatkan Nobel, di sini kita sudah 15,2 juta nasabah. Saya kira kita bisa dapat Nobel kalau diajukan (dengan) nasabah 15,2 juta nasabah dan (mengucurkan dana) Rp244 triliun,” kata Presiden Jokowi.
Muhammad Yunus adalah ekonom Bangladesh yang membentuk Grameen Bank. Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006 karena memelopori konsep kredit ultramikro dan keuangan mikro.
Sunarso, Dirut BRI yang menjadi induk holding ultramikro, menyebut program PNM Mekar memang persis dengan peran yang dijalankan oleh Grameen Bank di mana mayoritas kredit dikucurkan kepada wanita produktif.
Load more