Jakarta, tvOnenews.com - Sebanyak 17 anggota polisi diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Metro Jaya terkait kasus temuan 7 mayat di Kali Bekasi, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa jumlah anggota polisi yang dimintai keterangan oleh Propam bertambah.
Semula hanya 9 anggota Tim Patroli Perintis Presisi menjadi 17 anggota Polri dari berbagai sektor.
Ade memaparkan, 17 anggota Polri tersebut berasal dari Polres Bekasi Kota, Polsek Jati Asih dan Polsek Rawa Lumbu.
"Polres Bekasi Kota 10 orang, Polsek Jati Asih 3 orang, Polsek Rawa Lumbu 4 orang," beber Ade Ary.
Selain itu, Ade menyebut, terdapat 10 masyarakat sipil yang turut diperiksa oleh Bid Propam Polda Metro Jaya karena diduga mengetahui detik-detik terjadinya insiden tersebut.
"7 dari mereka adalah orang yang selamat dan diamankan petugas Patroli Perintis Presisi. Tersangka bawa sajam 3 orang," ucapnya.
Ade Ary menegaskan bahwa pemeriksaan ini adalah bentuk komitmen Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto untuk mengusut kasus ini secara transparan dan akuntabel.
"Sekali lagi, ini merupakan bentuk komitmen Bapak Kapolda Metro Jaya untuk membuat terang, transparan agar nanti hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," tegas Ade Ary.
Sebelumnya, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya memeriksa 9 orang anggota Tim Patroli Perintis Presisi yang bertugas saat ditemukannya 7 mayat mengambang di kali Bekasi beberapa waktu lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa sampai saat ini Bid Propam masih memeriksa 9 polisi tersebut.
"Sampai dengan saat ini, yang diperiksa itu ada sembilan anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota," ucap Ade Ary saat dikonfirmasi, Senin (23/9/2024).
Ade Ary menjelaskan, sembilan polisi yang diperiksa itu yang bertugas dalam pembubaran massa berkerumun yang diduga pelaku tawuran di Jalan Cipendewa Baru, Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu.
Adapun, meraka diperiksa terkait standar operasional prosedur (SOP) pembubaran massa tawuran.
"Kan mereka yang melakukan kegiatan cek TKP (tempat kejadian perkara), mereka melakukan patroli siber. Kemudian melihat ada yang lagi live Instagram melakukan ajakan tawuran kemudian mereka melakukan cek TKP. Inilah yang didalami, proses pengecekan TKP-nya itu, proses patrolinya itu seperti apa, proses pengecekan TKP-nya seperti apa, ini masih didalami,” beber Ade Ary.
*Geger Temuan 7 Mayat Mengambang di Kali Bekasi*
Geger ditemukan tujuh mayat remaja laki-laki mengambang di Kali Bekasi, Kota Bekasi pada Minggu pagi, 22 September 2024. Kondisi tujuh mayat itu sudah dalam kondisi membengkak di bagian wajah.
Saat ini, tujuh jenazah juga sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan proses identifikasi.
Diduga, para korban nekat melompat karena takut diciduk patroli polisi.
Terkait itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa tujuh remaja yang ditemukan tewas di Kali Bekasi, Kota Bekasi karena nekat menceburkan diri lantaran takut kena patroli polisi.
Karyoto menyebut dalam mengusut kasus ini, pihaknya akan melibatkan Propam Polri dan Kompolnas.
"Yang sudah bisa diambil keterangan memang mereka menceburkan diri ke sungai karena adanya ketakutan. Ketakutan adanya patroli yang lewat atau yang menegur. Menegurnya sejauh mana ini sedang kami dalami oleh Propam," kata Karyoto di lokasi TKP pada Minggu (22/9).
Karyoto mengakui, pada Sabtu, 21 September 2024 sekitar pukul 03.00 WIB, ada patroli polisi di kawasan Jatiasih.
Menurutnya, petugas yang berpatroli kemudian menemukan sekelompok remaja yang sedang berkumpul di lokasi.
Polisi juga sempat melakukan pembubaran terhadap kelompok remaja. Ada beberapa yang diamankan karena kedapatan membawa senjata tajam.
Karyoto menuturkan ada informasi awal bahwa kelompok remaja yang berkumpul beralasan ingin merayakan ulang tahun.
Menurutnya, polisi juga masih mendalami informasi tersebut.
"Informasinya katanya ulang tahun, ulang tahun mana kuenya, mana tempatnya? Kan tidak mungkin ulang tahun di sini," ujar Karyoto.
Dia menekankan pihaknya juga mempertanyakan kelompok remaja berada di lokasi pada pukul 03.00 dini hari.
"Yang mesti dipertanyakan adalah kenapa 03.00 WIB adik-adik kita ini ada berada di sini," tuturnya.(rpi/muu)
Load more