Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PP Pagar Nusa Nabil Haroen memprotes tindakan arogan dan kekerasan aparat keamanan terhadap anggotanya yang terjadi di Sukoharjo, Jateng, 7 September lalu.
Dia kembali menekankan kecewa karena aparat keamanan arogan dan kekerasan terhadap anggotanya
"Saya merasa sangat kecewa atas tindakan yang tidak perlu ini. Menyenggol anggota saya, berarti menyenggol saya, karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya," kata Gus Nabil dalam keterangannya, Kamis (26/9/2024).
Dalam pertemuan itu, Gus Nabil bersama jajaran pengurus Pagar Nusa diterima langsung Ketua Harian PB IPSI Benny G. Soemarsono, Sekjen PB IPSI Teddy Suratmadji, dan Wasekjen Arko Murjoko.
Gus Nabil menceritakan kronologi kekerasan aparat kemananan itu.
Menurutnya, pada 7 September 2024 itu, Pagar Nusa melakukan prosesi pembaiatan 375 anggota baru.
Awalnya prosesi berjalan damai. Namun tiba-tiba ada pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar.
"Saya merasa sangat kecewa atas tindakan yang tidak perlu ini. Menyenggol anggota saya, berarti menyenggol saya, karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya," terang Gus Nabil.
Gus Nabil juga memperlihatkan tindakan represif yang dialami anggota Pagar Nusa.
Menurutnya, insiden ini bukanlah insiden biasa, melainkan bentuk arogansi yang sangat mengkhawatirkan.
"Mengapa pendekatan yang lebih bijak seperti pembinaan tidak diutamakan?" tanya Gus Nabil.
Menanggapi hal itu, Ketua Harian PB IPSI, Benny G. Soemarsono, menyatakan kesedihannya.
"Saya merasa sangat miris dan sedih atas tindakan berlebihan ini. Ini adalah tindakan yang seharusnya tidak terjadi, terutama terhadap organisasi yang telah menjaga marwah pencak silat sebagai warisan budaya bangsa," ungkapnya.
Sementara, Sekjen PB IPSI sekaligus Sekjen Persilat, Teddy Suratmadji, menegaskan kejadian ini sangat bertentangan dengan tujuan besar yang sedang diperjuangkan Persilat, yakni menjadikan pencak silat sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade.
"Tindakan seperti ini justru merusak citra pencak silat, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di panggung internasional. Pencak silat adalah warisan budaya Indonesia yang kita bawa untuk mendapatkan pengakuan dunia. Aparat seharusnya mengayomi, bukan berlebihan," tegasnya.
Teddy juga menjelaskan salah satu strategi besar Persilat untuk mempromosikan pencak silat adalah dengan melatih pesilat Indonesia di luar negeri.
"Kami sedang berupaya memperkenalkan pencak silat lebih luas, dan tindakan berlebihan ini sangat kontraproduktif terhadap upaya itu. Kami perlu dukungan semua pihak, termasuk aparat, untuk memastikan pencak silat terus berkembang dengan baik," pungkas Teddy.(lkf)
Load more