Jakarta, tvOnenews.com - Institute for Regenerative Livelihoods (IRL) Malaysia bersama Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah atau KSPPS Tamzis Bina Utama menggelar ARLECT 2024.
Kegiatan Agro Ecological Right Livelihood Educational and Cultural Travel atau ARLECT 2024 yang berlangsung di Yogyakarta pada 23 hingga 27 September 2024 ini diikuti oleh 15 peserta offline berasal dari 5 benua yakni Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika Serikat.
Direktur IRL, Adi Setiadi mengatakan etika moral, praktik kesetaraan dan kedermawanan, serta kebaikan bersama menjadi landasan prinsip dalam ekonomi islam.
Menurutnya akad dalam ekonomi syariah islam secara formal maupun legal mengatur transaksi komersial dan transaksi sukarela dalam hubungan sosial ekonomi antara masyarakat dengan prinsipnya.
“Kami melihat Tamzis telah mempraktikkannya selama ini sehingga pengalaman berharga dari Tamzis ini patut untuk kita pelajari dan inilah alasan kenapa Tamzis dipilih menjadi objek studi ini," kata Adi Setiadi dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Sementara, Founder and Chief Tamzis, Saat Suharto mengatakan tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut yakni 'Investasi Komunitas melalui Struktur Koperasi'.
Menurutnya tema yang diangkat relevan dengan kondisi ekonomi global dan lokal saat ini.
Sebab, kata Suharto, koperasi terbukti menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di banyak negara.
“Saya yakin bahwa retreat ini akan menjadi batu loncatan yang penting bagi kita semua untuk memperkuat peran koperasi dalam membangun ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan adil," kata Suharto.
"Saya berharap kita semua meninggalkan acara ini dengan pengetahuan baru, inspirasi, dan semangat yang dapat kita terapkan dalam pekerjaan dan komunitas kita," sambungnya.
Di sisi lain, Ahmadu seorang partisipan dari Prancis yang merupakan mahasiswa muslim Eropa mengaku tertarik mengikuti kegiatan tersebut.
Sebab, menurutnya komunitas ekonomi syariah memiliki kekuatan yang besar sehingga perlu untuk disosialisasikan secara lebih luas tidak hanya untuk komunitas muslim saja.
“Karenanya pengalaman 30 tahun Tamzis penting bagi saya untuk belajar dan mengimplementasikannya di Perancis bahkan tidak hanya untuk muslim tapi juga untuk non muslim, sehingga mereka memiliki kemandirian ekonomi," jelas Ahmadu. (raa)
Load more