Jakarta, tvOnenews.com - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman) menggelar kegiatan International Conference of Integrated Intellectual Community atau Konferensi ICONIC 2024.
Kegiatan yang telah digagas selama dua tahun berturut-turut berlangsung di Göttingen, Jerman pada 4 hingga 6 September 2024.
Salah satu tema dalam kegiatan tersebut membahas dekarbonisasi keberlangsungan pembangunan dan ekonomi Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut tema besar yang diambil yakni Transformation for Low-Carbon-Development (LCD).
Untuk mewujudkan LCD dibutuhkan pembiayaan yang cukup besar hingga dibutuhkan kontribusi seluruh pihak yang terlibat.
Hal itulah yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Laksmi Dhewantari dalam sesi diskusi kegiatan tersebut.
"Kami membutuhkan dukungan dan kontribusi dari semua bagian dan komunitas untuk membangun tata kelola dan sistem yang baik demi mewujudkan tujuan ambisius tentang pembangunan rendah karbon," ungkap Laksmi dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (18/9/2024).
Kegiatan itu turut memunculkan gagasan strategi mewujudkan program keberlanjutan pembangunan dan ekonomi rendah karbon untuk Indonesia ke depannya.
Semisal, diskusi topik dekarbonisasi dari perspektif perusahaan dan stakeholder inovatif di berbagai bidang.
Pasalnya, Konferensi ICONIC 2024 menampilkan 54 judul abstrak ilmiah yang telah terjaring dan melalui proses peer-review dalam mewujudkan startegi keberlanjutan pembangunan dan ekonomi rendah karbon.
Kegiatan itu melahirkan solusi pembangunan rendah karbon yang diterima dan diterbitkan dalam Book of Abstract bercap ISBN.
Karya tersebut dibagi menjadi 4 bidang studi. Bidang-bidang tersebut antara lain, Technological Innovation for LCD, Economic and Social Implication of LCD, Political Economy of LCD within Global North and Global South Dynamics, dan LCD of Built Environment.
“CCS (Carbon Capture Storage) merupakan bagian dari strategi mencapai emisi nol bersih. Tanpa CCS, biaya untuk mencegah kenaikan rata-rata temperatur dunia akan naik lebih dari dua kali lipat.” ujar Candra Sutomo, COO Energy Academy Indonesia (ECADIN).
Tak hanya itu, konferensi tersebut turut melibatkan perwakilan masyarakat adat dalam mewujudkan strategi pembangunan dan ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon.
Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi mengungkap pentingnya menjaga hutan dan biodiversitas di Indonesia dalam mewujudkan rendah karbon bagi Indonesia ke depannya.
Karenanya, keterlibatan masyarakat adat menjadi startegi utama dalam menjaga hutan dari ancaman penggundulan saat pembangunan dan ekonomi berlangsung.
"Masyarakat adat memiliki ikatan yang kuat dengan hutan sehingga masyarakat adat memiliki potensi besar untuk menyelamatkan hutan," kata Rukka.
Selain itu, Rukka turut mengkritisi langkah-langkah pemerintah dalam program pembangunannya yang dinilai kerap merugikan masyarakat adat.
Semisal, proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dinilai pihaknya merugikan masyarakat adat.
Di sisi lain, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Asnawati Safitri membantah kritik yang disampaikan AMAN.
Pasalnya, kata Myrna, kerusakan alam yang terjadi bukan karena adanya pembangunan IKN melainkan jauh sebelumnya.
Menurut Myrna, justru pembangunan IKN turut serta bertujuan memperbaiki kerusakan alam yang terjadi pada sebelum proyek tersebut berlangsung.
"Kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena pembangunan IKN, tetapi kerusakan yang sudah terjadi sebelumnya. Tugas pembangunan IKN ini merupakan tanggung jawab yang besar karena tidak hanya kita membangun, tapi juga memperbaiki yang rusak," ungkap Myrna dalam kesempatan yang sama.
Adapun dalam Konferensi ICONIC 2024 berbagai stakeholder turut membagikan strategi penerapan pembangunan dan ekonomi keberlanjutan rendah karbon bagi Indonesia. (raa)
Load more