Yusfitriadi juga menyebutkan, ada 4 faktor penyebab yang mempengaruhi persentase hasil survei teranyar lembaganya, pertama terkait perngaruh isu nasional.
"Faktor isu nasional terkait dengan isu menegasikan PKS, bagaimana kemudian PKS dinegasikan oleh publik sedemikian rupa dengan bergabungnya ke Koalisi Indonesia Maju. sehingga kemudian meninggalkan diksi-diksi atau jargon-jargon, tagline-tagline perubahan," jelasnya.
Kedua, perihal manuver PKS meninggalkan Anies Baswedan untuk Pilgub DKI Jakarta, di mana awalnya sudah fix dengan NasDem dan PKB, tapi di menit terakhir berubah.
"Ketika euforia konstituen 'anak abah' sedang tinggi, tiba-tiba PKS melepas Anies, ya bagaimana dengan konstituen lain termasuk Depok," terang Yusfitriadi.
Ketiga, terkait rezim PKS yang berkuasa selama 20 tahun di Depok, tetapi tidak membawa dampak signifikan untuk masyakat dan kota.
"Kira-kira sosiopolitiknya, kira-kira masyarakat Depok merasakan seperti apa, tapi teman-teman yang kita datangi itu kebanyakan tidak puas dengan pembenahan Kota Depok," imbuh dia.
Kemudian terakhir, ada kepastian hukum, pada rilis survei di Juli, Imam sangat kuat karena sudah dijamin dua partai, yakni PKS dan Golkar, sedangkan Supian belum ada satu partaipun yang menjamin.
Load more