Jakarta, tvOnenews.com - Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto diisukan retak menjelang pelantikan Oktober 2024 mendatang.
Stafsus Presiden, Juri Aridantoro mengatakan isu keretakan hubungan antara Jokowi dan Prabowo adalah hal yang tidak benar.
Menurut Juri, isu hubungan Jokowi dan Prabowo yang retak adalah upaya untuk mengadu domba agar mengganggu keberlanjutan pemerintahan.
Juri juga mengungkapkan, adanya isu yang beredar soal keretakan hubungan Jokowi dan Prabowo bertujuan untuk merusak fokus agenda pemerintah yang sedang berlangsung.
"Jika ada upaya mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih saat ini retak adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” kata Juri, dalam keterangannya, Senin (26/8/2024).
Pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja merangkai berbagai informasi dan peristiwa belakangan ini kemudian menghubungkannya dengan Jokowi dan Prabowo.
Kemudian, peristiwa yang sedang ramai disimpulkan bahwa ada keretangan hubungan antara presiden dan menterinya itu.
Menanggapi isu-isu tersebut, Juri mengungkapkan bahwa Jokowi memberikan kesempatan untuk Prabowo menyusun agenda strategis kebijakan pemerintahan.
“Dimana letak keretakannya? Itulah yang menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden Terpilih tegas menampik berbagai spekulasi, rumor, bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo," tutur Juri.
Juri menambahkan politik adu domba merupakan politik usang yang sangat tidak disukai oleh masyarakat Indonesia.
"Jadi, berhentilah membangun narasi dan spekulasi yang bersifat pecah belah kita sebagai bangsa,” katanya. (ant/iwh)
Load more